Tuesday, March 26, 2019

PERTAMA KALI KE BELITUNG, DAN LANGSUNG JATUH CINTA!


Sebuah keberuntungan gue dikasi kesempatan untuk liputan ke Belitung. Sama sekali belum pernah ke Negeri Laskar Pelangi. Gue berangkat waktu itu tanggal 18-21 Maret 2019 bareng kru yang lain tentunya.

Okay, sangat excited untuk ceritain perjalanan ke Belitung kali ini.


Akses ke Belitung bisa menggunakan pesawat dari Jakarta menuju Bandara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin di Tanjung Pandan. Jangan sampe salah ya. Gue yang kudet ini awalnya ngira Bangka Belitung itu jadi satu pulau. Ternyata gue salah. Bangka Belitung itu Provinsi, cuma beda pulau. Ada Pulau Bangka dan Pulau Belitung.

 
(ngambil di google)

Nah, ibukota provinsi ada di Pulau Bangka, dengan nama Pangkalpinang. Di Pulau Belitung sendiri itu ada 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Belitung dan Belitung Timur (Kampungnya Pak Ahok).

Untuk biaya pesawatnya kalian bisa cek sendiri ya, karena gue dibiayain kantor, jadilah bebas mau apa aja. HAHA. Perjalanan ditempuh kurang lebih 50 menit. Sebentar banget, ngga kerasa baru juga tidur udah bangun lagi. Bandaranya kecil dan rata-rata pesawat kecil doang yang mendarat disini.


Untuk jalan-jalan disini, kalian bisa sewa mobil atau motor. Kalo sewa motor harganya mulai dari 50 ribu/hari. Nah kalo mobil bisa dari Rp 200 ribu/hari (tanpa driver) atau yang pake driver mulai dari 350 ribu/hari. Kalo tempat nginepnya sih bebas kalian bisa pilih di Belitung atau di Belitung Timur. Ya kalo di Belitung kalian bisa kemana-mana naik motor/mobil yang disewa. Perjalanan dari Belitung ke Belitung Timur sekitar 1jam. Saran gue sih mending nginepnya di Belitung karena posisinya di tengah-tengah. Baru lah terserah kalian mau kemana aja naik mobil atau motor.  Karena tempat wisatanya di berbagai lokasi, ada di Belitung dan Belitung Timur.

Btw tujuan gue kesini adalah kerja, dan liburan hanya bonus. Inget ya! Jadilah yang menjadi fokus utama adalah objek yang diangkat dalam program gue doang. Cuma bagusnya, program gue kan ngangkat soal budaya, jadi gue bisa cerita sedikit soal budaya yang kita angkat.

Alat Musik Tradisonal Gambus/Dambus.

Gue berkesempatan untuk mampir ke Rumah Bapak Kino, di Belitung Timur. Melihat proses penciptaan alat musik hingga Si Bapak juga seorang musisi yang ikut mainin alat musiknya. Dari yang gue riset, alat musik ini sudah lama berkembang di Kepulauan Bangka Belitung ini. Ngga jelas dari tahun berapa, tapi masyarakat sudah akrab banget dengan alat musik ini, terutama untuk mengiringi lagu-lagu melayu. Duh syahdu baget kalo didengerin.


Di sela-sela shoting, Mas Yovie Widianto bisik-bisik ke gue. ‘Prim, kasian deh ini cuma jadi musik lokal. Kalo misal dikombinasikan musik modern, atau paling engga ada tampilan yang beda dari show nya pasti lebih keren.’ Gue: ‘ya ajak lah kolaborasi mas’. Mas Yovie: ‘yang lain kemana? Bekraf kemana? Ini kan termasuk kreativitas juga.’ Gue: ashyiap. Berharap aja setelah episode ini tayang, ada yang melirik ya Pak Kino!

Permainan Tradisional Lesong Ketintong

Menarik, karena ngga di tiap daerah ada permainan tradisional. Jadi Lesong itu kayu besar yang dipukul. Ketintong itu katanya suara pukulannya itu, ting-tong ting-tong. Gitu lah. Haha. Yang main biasanya 4 orang (1 regu). Jadi minimal ada 3 tongkat kecil yang harus mereka lempar dan dipukul di lesong. Jadi pakek irama gitu lo, kalo salah-salah pala temen sebelah yang kena. Paling banyak ada sampe 8 tongkat dan mereka berpindah-pindah formasi. Ngerti kan kalean? HAHA. Serunya sih kalo dilombakan ya, karena bisa ngeliat kelompok mana yang paling kacau. Kalo kemaren gue liputan, cuma ada 1 kelompok. Jadilah kita hanya melihat sebuah atraksi bukan kompetisi. Gituh.


Tari Adat Rudat
Yang gue tangkep dari hasil wawancara, tarian ini awalnya berasal dari Kesultanan Pontianak gitu. Anak Sang Sultan suka sama yang namanya bela diri, jadilah gerakannya mengadopsi dari gerakan bela diri. Ditambah musik dan nuansa agamis. Mulai dari kidung-kidung dengan lantunan syair-syair agama hingga kostumnya juga.  Tari ini biasanya dipentaskan untuk hiburan sih. Biasanya syair yang dilantunkan kadang berisi pantun gitu.  Menyesuaikan akan diperuntukan untuk apa, gitu sih intinya.

(lupa foto kasyikan kerja. haha)

Kuliner Tradisional
Wow, Belitung kulinernya berkutat sama yang namanya Ikan. Gimana engga, hasil ikannya melipah. Secara spesifik sih gue lupa ya nama-nama masakannya. Yang jelas, selama disini gue pasti makannya ikan goreng, kuah kuning, ikan bakar. Cemilan segala macam ikan sampe jajanan tradisional ada embel-embel ikannya. Mantap jiwa!



Kalo tertarik makan kuliner khas Belitung ini, bisa ke Warung 1001 Kopi ya, letaknya di Belitung Timur. Sebenernya sih ada dibanyak tempat kalo makanan khas Belitung lengkap dengan jenis ikan apa aja, tapi untuk menu disini lengkap sih.

Kopi Belitung
Nah, jadi kemaren itu gue berkesempatan berkunjung ke kebon kopi milik Bang Ir (Bambang Irawan). Salah satu pengusaha asli Belitung. Sebenernya lahan ini bukan milik Bang Ir, tapi milik masyarakat disini. Cuma Bang Ir bantu untuk pembibitan biji kopi. Karena yang lucu di Belitung ini, khususnya Belitung Timur ya. Belitung Timur itu dijuluki sebagai Kota dengan 1001 Warung Kopi tapi ngga punya kebon kopi. Nah loh. Kopi-kopinya darimana? Ya dari Padang, dari Lampung, pokoknya daerah sekitar Belitung. Rugi dong. Makanya potensi ini dimanfaatkan untuk menanam biji kopi. Jadi warung-warung kopi yang ada di Belitung bisa di support oleh kekayaan Belitung itu sendiri.

Jenis kopinya itu Robusta, karena hasil kopi ada di lahan dengan ketinggian dibawah 500 mdpl. Orang sini sih bilangnya kopi pesisir ya. Kalo arabika, itu biasanya ketinggian tanaman kopinya diatas 1000 mdpl. Kayak Kopi Gayo Aceh. Arabika cenderung lebih mahal dari Robusta loh ya. Karena rasanya yang lebih pekat. Pokoknya kopi banget dah. Gue juga ngga paham-paham banget. Haha.

Setelah nyoba, kopi Belitung ini lebih halus rasanya. Lebih ringan gitu kali ya ngomongnya. Karena gue bukan pecinta kopi, rasanya pas di gue. Rasanya ngga strong dan enak kalo dicampur susu. Yang buat enak lagi adalah minumnya di tengah kebon kopi. Beuh. Sungguh sebuah kenikmatan yang haqiqi menyeruput kopi di alam bebas, ditemani pula dengan luwak.



Cukup ya cerita soal konten program gue. HAHA. Lebih jelasnya tonton IDEnesia di Metro TV setiap hari Minggu jam 21.30 WIB. Awas kalo engga!

Selain budaya, yang harus dibahas di Belitung tentu saja ngga lain ngga bukan adalah Pesona Wisata Alamnya. Beuh, gue baru pertama kali Belitung udah jatuh cinta cuy. Berkali-kali. Pantai dan bebatuannya itu loh, bikin takjub. Sungguh Tuhan itu Maha menciptakan keindahan yang paripurna. Ini gue kasi list beberapa tempat yang harus dikunjungi selama di Belitung ya. Sebenernya udah mainstream sih, tapi ya apa daya. Keindahannya ngga lekang oleh waktu gitu lo.

Museum Kata (Andrea Hirata) – Belitung Timur
Tau kan film legendaris ‘Laskar Pelangi’? Nah, setelah film itu tayang dan booming. Museum ini lahir dari dari gambar-gambar di scene film itu, sampe ke foto tokoh-tokoh hingga kutipan dialognya. Tempatnya intagramable banget sih.

Untuk masuk ke dalem museum harganya gue bilang lumayan mahal, yaitu Rp 50.000 rupiah. Tapi tenang, itu udah termasuk dapet buku karya Andrea Hirata. Gokil gak?







Replika Sekolah Laskar Pelangi – Belitung Timur
Sekolah Laskar Pelangi udah tertanam ya di mindset kita semuah. SD Muhammadyah yang letaknya di pesisir pantai. Disini Lintang dan kawan-kawan berjuang untuk mendapat pendidikan. Sekolah yang gue datengi ini ternyata cuma replikanya aja, karena yang asli sudah diperbaiki. Cuma ada 2 kelas, dengan dinding tripleks.

Gue lupa nanya untuk tiket masuknya bayar berapa, karena waktu itu diburu-buru shoting. HAHA. Wajib sih kesini kalo ingin mengenang Laskar Pelangi.


Vihara Dewi Kwam Im – Belitung Timur
Nah, vihara ini menjadi vihara terbesar dan tertua yang ada di Pulau Belitung. Katanya tiap hari rame didatangin pengunjung, mulai yang ingin beribadah atau wisata. Konon katanya umur vihara ini udah 266 tahun. Gokil!

Gue cuma sempet di Patung Dewi Kwam Im nya doang. Karena diburu-buru shooting dan udah sore juga. Dibagian bawah patunya gitu, ada viharanya bagus banget. Keliatan dari jalan pas lo mau masuk kawasan vihara.


Pantai Tanjung Kalayang - Belitung
Nah ini nih, sebuah pengalaman spektakuler dimulai. Jadi karena ada sisa waktu sore hari, gue dan tim memilih untuk berkelana ke beberapa pulau. Nyebrangnya dari Pantai Tanjung Kalayang. Untuk harga sewa perahu sekitar 400-500ribu/perahu (kapasitas perahu 10 orang maksimal). Kalo kapasitas 15 orang sekitar 750 ribu, dan lebih dari 20 orang sekitar 1juta rupiah. Itu biasanya belum termasuk penyewaan jaket pelampung, kaca mata renang atau sepatu katak. Yaa.. harganya sekitar 20 ribuan. Untuk perahu kemaren, gue dibantuin sama driver selama liputan di Belitung.

Nah untuk kalian yang mau nyebrang juga, mungkin bisa cek google cari travel di Belitung atau buka website ini ya www.travellova.co.id dan bisa tanya-tanya via wa ke 08117175127. Dan kalo tetep kurang jelas, bisa dm gue di twitter/ig ya.

Pas nyebrang ke Pulau ombaknya lumayan, jadilah kita udah kuyup duluan kena hempasan air laut sebelum sampe di lokasi. Perjalanan sekitar 30 menit menuju Pulau Lengkuas. Pantainya masih bersih banget dan batu nan eksotik. Gue jalan itu udah termasuk sore ya, sekitar jam 14.30 baru nyebrang. Saran gue sih kalian harus sampe Pantai Tanjung Kalayang paling lambat jam 13.00. Agar bisa eksplor lebih banyak dan lebih lama. Kalo gue kan diburu-buru karena takut kesorean kan. Begitulah nasib baru bisa jalan beres liputan. Haha.

Kalian akan menemukan mercusuar menjulang tinggi. Indah banget sih. Udara dan pantainya duh sukak!


(yang di foto namanya Batu Burung Garuda)

(Pantai di Pulau Lengkuas)

Ngga bisa lama-lama, kita lalu menuju lokasi snorkeling. Meski ngga terlalu dalam tapi alam bawah lautnya lumayan indah. Ada banyak ikan. Gelombang airnya cukup tinggi, jadi kita terombang-ambing mau berenang juga susah. HAHA.

Yang menarik adalah ketika Mas-mas yang bawa perahu ikut snorkeling dan mungutin sampah plastik yang nyangkut di karang-karang. Gue terharu! Hey buat kalian, tolong jangan buang sampah di laut ya. Tolong jaga keindahan laut, itu salah satu kekayaan yang kita punya. Plis atulah ya.

(tangannya basyah ngga bisa foto)

Dari lokasi snorkeling ke tempat yang ada gundukan pasir di tengah laut. Lucu deh, ada gundukan yang ngga luas. Tapi keren buat foto-foto. Haha.


Lokasi selanjutnya adalah Pulau Kalayang, Desa Keciput. Disini ada goa gitu, yang terbuat dari proses alami tumpukan batu-batu. Gue tuh ya, kalo punya waktu panjang cuma ingin memandang hamparan laut dan menikmati udara di pantai ini. Sometimes lo cuma ingin menikmati aja gitu, ngga harus foto-foto. Biarkan ingatan yang merekam semuah. Caelah. Pas banget gue disini sekitar jam 5, jadi sekalian menikmati sunset. Uh, nikmat mana lagi yang kau dustakan.



Karena udah terlalu sore, ada baiknya wisata lautnya udahan aja. Sudah hampir gelap bung. Takut juga di tengah laut gelap-gelapan. Lumayan ya sore yang singkat tapi lekat.

Pantai Tanjung Tinggi (Pantai Laskar Pelangi) – Belitung
Nah ini, sengaja gue menyempatkan diri agar supaya bisa mampir ke Pantai Laskar Pelangi. Karena penerbangan kita siang, jam 12. Maka kami cus ke pantai pagi-pagi jam 7. Dan guys, lagi-lagi gue takjub. Indah banget pemandangannya disini. Hamparan batu dan pantai. Ku tak bisa berkata-kata. Kalian liat fotonya aja. HAHA.







Btw, masuk ke pantai ini ngga bayar tiket masuk loh. Bahkan parkir pun gue engga bayar. Cuma di lokasi shooting film laskar pelangi ada kotak donasi gitu sih. Ada baiknya kita naruh seikhlasnya ya. Gue juga ketemu bapak-bapak yang bersihin pantai ini. Namanya Pak Ridwan. Bahkan dia bisa juga jadi pengarah gaya saat ada yang foto session. Semangat ya pak menjaga pantai agar tetap bersih!


Kopi Kong Djie
Main-main ke Belitung jangan lupa mampir kesini ya. Ini warung kopi khasnya masyarakat Belitung. Yang punya baik banget, karena kita pernah liputan kesana dulu gitu. Jadi kalo ada anak kantor yang main kesana dikasin gratis dong. Baik deh bapak. Haha.

Yang favorit sih kopi, cuma kalo ngga suka kopi, coklatnya ngga kalah enak. Bahkan temen gue berencana beli bubuk coklatnya dibawa ke Jakarta. HAHA.


Sekian ya cerita di Belitung. Oya, yang perlu kalian ketahui adalah di Belitung itu ngga ada namanya Indomaret/Alfamart. Adanya warung lokal. Haha. Mall pun engga ada dong. Bener-bener keren sih. Cuma yang gue sayangkan ngga ada bioskop. Pas gue tanya ke mas-masnya katanya ngga buka bioskop takut ada yang pacaran dalem bioskop. Gitu masa.

Ini sih opini gue ya, jangan melihat sesuatu dari buruknya aja gitu. Sayang aja kalo masyarkat yang mau nonton harus jauh-jauh keluar kota bahkan keluar pulau.  Film kan ngga cuma soal sama siapa kita nonton, tapi value dari film itu sendiri yang lebih penting sih kalo gue. Misalnya aja Film Laskar Pelangi, sayang dong film ini ngga bisa diputer resmi bahkan didaerahnya sendiri. Ya mungkin masing-masing daerah punya pertimbangan membuat aturannya ya. Tapi tetep aja gue ngga habis pikir. Hehe.

Semoga kalo opini gue ini dibaca, bapak pemda setempat mempertimbangkan ini. Agar supaya anak-anak disana bisa berkembang gitu, bahwa dalam sebuah tayangan film ada banyak pesan yang bisa diambil. Toh kalo yang emang punya niat pacaran, dimana pun mereka bisa.


Baiklah, semoga tulisan ini bermanfaat ya. Tapi seriously, kalian harus Belitung. Harus banget!

Friday, March 15, 2019

LIBURAN 3D2N DI SINGAPORE, BAWA 70 SGD MASIH ADA SISA?!!

Liburan yang direncanakan dari bulan Oktober tahun lalu, akhirnya ngga cuma sekedar wacana. Gue dan temen gue (Onye) menetapkan tanggal 3-5 Maret untuk vakansi. Karena setelah itu, harus balik ke Bali buat ngerayain Nyepi. Sedangkan temen gue melanjutkan Asean tour-nya ke Vietnam, Kamboja, dan Thailand.

Oke, mari kita liat persiapan gue dulu sebelum berangkat ke Singapore. Ini adalah kali pertama gue kesana. Sebagai rakyat kismin, gue harus punya plan yang matang agar supaya perjalanan sesuai budget. Target gue, maksimal duit yang gue abisin buat liburan ini adalah 3 juta. Itu udah termasuk akomodasi, tempat tinggal, tiket masuk Universal Studios sampe ke bekel selama perjalanan.

Kita sering banget ngecek promo tiket pesawat Air Asia tujuan Jakarta-Singapore. Ya karena maskapai ini yang sering ngasi harga tiket murah. Sampe akhirnya kita dapet Tiket Pesawat Air Asia yang harganya 374.000 (untuk sekali jalan). Lumayan dong ya segitu… kenapa kita belinya cuma sekali jalan, ya karena kayak yang gue bilang tadi, gue harus balik Bali dan temen gue udah ada rencana jalan-jalan ke tempat yang lain juga.

Tips dari gue buat  kalian yang mau travelling sama temen agar ngga cuma wacana adalah harus berani seenggaknya beli tiket dulu agar rencana untuk travelling terealisasikan. Biasanya kalo beli tiket pesawat aja diundur-undur, udah pasti sih itu liburan kalian pasti cuma wacana doang. Itu kenapa gue berangkat cuma berdua. Karena ngumpulin orang banyak itu susah cuk.

Setelah tiket pesawat, kita harus menentukan hotel dimana kita tinggal. Kita milih untuk tinggal di daerah Bugis. Dari hasil riset, disini memang daerah wisata jadi akan ada banyak turis dan tentu aja hostel-hostel murah. Di bulan berikutnya, gue sama Onye punya target udah booking hotel. Setelah liat harga dan memilah di beberapa situs, kita memilih Jamillah Boutique Inn Hostel di Bugis. Nah soal hotel, di Singapore itu emang mahal. Karena sekelas hostel yang pake bank bed, dengan toilet sharing aja itu harganya minimal 250an/night/orang. Itupun menurut gue, hotelnya tidak manusiawi ya kalo dilihat dari gambar di Traveloka. Gue sendiri dapet harga 355.000 per orang untuk 2 malam. Murah yak? Haha. Gue belinya di Traveloka, pas Harbolnas. Ya lumayan ada diskonan. Di hari yang sama, iseng ngecek tiket Universal Studio. Eh ternyata ada diskon juga. Yang dari harganya sekitar 800-900an, cuma jadi 592.000. Cus deh langsung beli. Daripada nanti naik lagi yekan.

Yes! Jadi, tiket pesawat berangkat udah, hotel, dan Universal studios, sekarang tinggal tiket Pulang ke Bali. Dengan waktu luang yang cukup untuk buka cari harga tiket di beberapa situs, gue akhirnya dapet tiket ke Bali dengan harga 600.000. Ya lumayanlah dapet tiket segitu dengan maskapai Jetstar di tengah suasana liburan menjelang Nyepi. Kalo di total, mungkin duit gue abis untuk akomodasi ini sekitar 2.000.000.

Nah, sekarang siap-siap menuju Singapore!

Dengan perhitungan matang (ya... karena gue rakyat miskin bermartabat), gue memutuskan untuk bawa bekel 70 sgd, itu sekitar 720 ribuan. Cukup ngga cukup harus cukup.

Ada kejadian lucu di bandara pas gue sama Onye ini check in. Si abang yang jaga counter check in sok asik banget. Awalnya dia bilang kita kayak anak kembar. Sampe ke pertanyaan yang ngga penting. ‘Bekel kalian cukup?’ Ngakak dong kita. Tau-tauan aja itu si abang. Kezel. 

#Singapore Day 1
Sampai di Changi, yang harus kalian beli adalah SIM Card. Agar supaya disana kalian bisa internetan dan  bisa pake maps kalo jalan-jalan. Karena temen gue udah pernah ke Singapore lebih dulu, dia inget kalo harga Sim Card-nya sekitar 15 sgd. Nah, ada beberapa counter yang nawarin sampe 30 sgd dengan isian paket beragam sampe ke paket telfon dan segala macam rupa. Padahal yang kita butuhin kan cuma internet, jadi kalian ngga usah tertipu. Sampe akhirnya kita nemu dengan harga 15 sgd, dengan paket internet sampe 30gb. Tips selanjutnya adalah kalian cukup beli 1 SIM Card untuk dipake berdua. Jadi lumayan hemat, 15 sgd dibagi 2.

Terus yang harus kalian beli adalah tourist pass (atau MRT card lah ya namanya). Tadinya gue riset untuk Tourist Pass unlimited 3 hari, harganya 30 sgd. Tapi pas gue cari-cari di pintu keluar bandara, harganya 38 sgd semuanya. Jadi males dong. Lagi-lagi atas saran Onye, gue mending beli yang regular card, bukan untuk tourist. Harganya 12 sgd, isinya card-nya 7 sgd. Itu tuh kayak lo beli e-money, yang harganya 50 ribu, tapi isinya Cuma 30 ribu. Gitu. Eh, pas gue masuk stasiun MRT, ada dong yang jual tourist pass dengan harga 30 sgd. Tapi gapapa lah. Karena tanpa beli tourist pass, gue jadi lebih hemat. Haha. Jadi itu MRT Card gue isi 10 sgd lagi kan, cukup banget untuk 3 hari. Malah sisa lumayan banyak. Lumayan lah hemat 8 sgd, yekan.

Lucu dong bentuk card nya…

Kita langsung menuju hotel, untuk naruh barang dan yang dibawa yang perlu aja. Sengaja cari hotel di Bugis karena memang daerah wisata. Eh ternyata deket banget dong sama Haji Lane, sama Kampong Glam juga. Ada Bali Lane juga, sama Mesjid Sultan gitu ya kalo ngga salah. Bersyukur karena ngga usah jalan jauh-jauh lagi.

Setelah naruh tas di hotel, kita makan di Kampong Glam. Awalnya heran kenapa rame banget. Pas deketin, itu kayak warteg gitu. Yang jualan juga orang Melayu, jadi kalo pake Bahasa Indonesia dia bisa jawab. Gue makan nasi, telor sama sayur harganya sekitar 2,3 sgd doang. Ohya, jangan lupa bawa botol minum kosong ya. Ini sangat membantu banget. Kalian ngga usah beli minum, karena bisa isi ulang minum di spot tertentu atau di hotel. Jadi bisa hemat.


Siang bolong tuh kita jalan-jalan terus foto-foto di Haji Lane (yang ternyata jalannya cuma segitu doang), terus Kampong Glam (sama juga segitu doang). Karena udah habis kita explore, jalan lah kita ke Little India. Sekitar 2,5 kilo lah dari Haji Lane. Terus pas ke Little India juga, ternyata spotnya cuma segitu doang. Menarik sih, tapi yang gue baca di web katanya luas banget. Ah tapi pas kesana engga. Ampe bingung kan mau kemana lagi. Akhirnya kita memutuskan buat balik lagi ke hotel buat ngadem.

Mau cerita sedikit soal hotel ini. Jamillah Boutique Inn ini, riviewnya bagus banget di traveloka. Hotelnya juga lumayan unik kan, rada-rada vintage gitu. Eh pas sampe, kita berdua kaget. Kamarnya sempit banget. Haha. Itu doang yang kita sesali. Sisanya oke sih, bersih juga. Pelayanan juga ramah. Inget ya kalo ke hotel Backpacker gitu, bawa handuk dan alat mandi lengkap. Karena mereka kemungkinan besar tidak menyediakan itu. Jadi kalian nanti harus sewa, dan pasti keluar duit lagi.

Agenda selanjutnya adalah City Tour. Kita mengunjungi Merlion (kesel banget pas kesana lagi renovasi. Jadilah engga bisa foto di tugu ikonik khas Singapore itu). Jalan-jalan di Gallery Memoriam of Victoria. Terus ke Museum Nasional Singapore. Cukup depannya aja, karena kalo masuk bayarnya mahal. Haha.


Nah, di sekitar Merlion Park ada yang jual ice cream sandwich 1 sgd. Ini tuh legendaris banget. Pas kita beli sih ngga rame, eh udah itu rame banget samape ngantri. Karena awalnya kita bingung, bener ini ngga sih dagangnya. Tapi abis kita beli, eh rame dong jadinya. Haha. Kalian bisa pilih sih mau waffle atau sandwich.


Selanjutnya kita pergi ke Garden by the bay. Disini ada lighting show jam 19.45 sama jam 20.45. Nama show-nya sering disebut dengan Garden Rhapsody. Sambil nunggu show, kalian bisa jalan-jalan dulu di sekitar sini. Kalo kata anak Indie mah menikmati senja. Haha. Karena kita udah cukup capek, jadi kita beli tiket bus untuk dianter untuk jalan-jalan. Tiketnya 3 sgd pp. lumayan ngga capek, walaupun pas di akhir sempet nyesel kehilangan 3 dollar. Haha. Tapi worth it  sih. Pertunjukannya 15 menit dan keren.

Oya, yang perlu kalian ingat adalah mempelajari jalur MRT. Haha. Sebenernya sign nya jelas banget, cuma kadang rada bingung karena harus transit dan ganti kereta yekan.



Balik dari Garden By The Bay, kita menuju Bugis, tepatnya Bugis Street Food. Awalnya ini gue liat dari vlog-nya Kak Ria SW. eh pas udah kesana, entah gue yang salah tempat atau gimana, dikit banget yang jualan makanan. Banyak yang jual barang. Tapi emang rame banget sih, warga lokal sama turis disini. Jalan-jalan sampe belakang akhirnya kita nemu makanan yang pas, seharga 3 sgd udah pake ayam. Nasi rempah gitu, enak deh. Adanya di belakang Bugis Food Street, kayak kantin gitu.

Cukup dulu ya untuk hari pertama, setelah perjalanan panjang sampe kaki pegelnya bukan main kita harus istirahat di hotel.

#Singapore Day 2

Hari kedua, kita jadwalkan sehari penuh di Universal Studios!

Pertama-tama sarapan yang cukup di hotel, dan jangan lupa bawa botol minum. Universal studios buka dari jam 10 pagi sampe jam 7 malem. Jadi seenggaknya lo harus jalan jam 9 dari hotel. Kita spare waktu sejam untuk perjalanan. Kalo dari hotel gue di Jamilla Boutique Inn Bugis, sebenernya lo bisa naik MRT tanpa transit. Stasiun yang paling deket sama gue itu, Nicoll Highway (jalur kuning). Dari sini lo tinggal duduk manis, sampe ke stasiun Harbour Front. Cuma perjalannya panjang banget, karena harus melewati sekitar 18 stasiun. Haha. Sampe di Harbour Front lo bisa naik bus RW8 yang letaknya di pintu keluar Vivo City. Bis ini cuma bayar 1 dollar menuju Universal Studios, dan turunnya di Basement USS.  Kalo misalnya lo ngga mau lama di kereta, ya harus berani cari jalur lain. Lengkapnya bisa liat di jalur-jalur MRT ya.

Yes, sampe!

Sumpah, beli tiket di traveloka ini praktis banget. Lo ngga usah ngantri ke counter tiket lagi. Langsung aja ke pintu masuk dan tunjukin barkot tiket lo. Udah deh. Eits, jangan lupa sebelum masuk foto dulu di icon nya Universal Studios. Gue heran kenapa orang-orang bisa foto dengan suasana sepi deh disini. Padahal pas gue kesana, rame banget. Dan foto kita jadi ngga rapih gitu. Sudahlah, yang penting fotonya ada.




Masuk ke Universal Studios, jangan lupa ngambil peta ya buat jadi bahan acuan. Lo ngga mungkin tersesat sih, tapi lo bisa liat tempat prioritas yang harus dikunjungi. Kalo gue sama temen gue sih, kita ngurutin satu-satu ya. Dan semuanya kita naikin. Termasuk Roller coaster setan! Sumpah setelah lo naik ini, lo akan jadi manusia linglung. Haha.

Ini gue kasi list rekomendasi yang wajib lo naikin!


Oya, di beberapa wahana kita ngga boleh bawa tas atau hp kan, jadi pihak sini juga menyediakan loker untuk penitipan, dan gratis hanya untuk 45 menit sampe sejam. Cuma, di wahana tertentu kayak Jurassic Park, lokernya ngga gratis. Kita harus bayar 4 sgd dengan waktu sejam. Lucunya pas gue masuk wahana ini, gue kira sepi kan, eh ngantri banget dong. Kita ngantri hampir sejam. Jadinya pas beres main langsung lari ke loker, biar ngga bayar biaya tambahan waktu. Kocak.

Penting! Lo kalo ngga mau basah, bisa bawa jas ujan dari hotel atau beli di sevel terdekat, jangan beli di dalem Universal Studios. Mahal. Atau lo bisa bawa baju lebih kalo emang ngga punya jas ujan. Atau lagi lo ngga apa-apa basah, kayak gue. Ngga basah-basah banget sih. Jadi selow. Nanti juga kering sendiri.

Siang jangan lupa makan ya di Universal Studios. Ya kalo makan disini, lo emang harus nyiapin duit lebih. Gue sendiri makan 13 sgd, porsinya cukup banyak dan enak. Maklum harganya mahal, kan di tempat wisata. Cuma inget, kalian kan udah bawa botol minum, jangan lupa diisi air. Di Universal Studios kalian ngga akan kekurangan keran air minum. Jangan lupa diisini. Jadi pas makan, biar hemat ngga usah beli minum lagi.

Kalo gue bisa bilang, timing gue dan Onye kemaren sih pas banget ya. Kita bisa nyobain semua tepat waktu, walau antri. Kita juga bisa nonton water show sekitar jam 16.00. Fyi, water show ini sehari cuma ada 2 pementasan, di jam 1 siang dan jam 4 sore doang. Jadi sayang kalo kelewat. Keren banget.


Main-main disini kalian ngga bakal nggeh sama waktu. Tiba-tiba udah mau tutup aja. Sebelum pulang jangan lupa mampir ke toko oleh-oleh kalo ada yang mau. Gue sih engga beli, mahal-mahal. Haha.

Btw kita juga pas banget loh, bisa foto sama minions. Ini eksklusif. Karena lagi-lagi dibatesin waktu. Yeah!


Okay, petulangan di Universal studios berakhir, saatnya makan malam. Awalnya sih kita mau makan Mie Laksa gitu…  yang letaknya jauh. Tapi karena kita udah capek dan pingin hemat, jadilah kita milih makan deket hotel aja. Dan ternyata, deket dari hotel ada chinese food gitu. Pas kita deketin ada makanan dengan harga yang lumayan murah. Gue beli Mie Thailand pake chicken, harganya 5 dollar. Temen gue beli nasi balur omlete gitu harganya juga 5 dollar. Dagingnya bisa pilih, ada ayam, seafood, pork, beef, dan apalagi gue lupa. Warungnya cukup rame warga lokal, karena jual beer juga. Jadi abis makan bisa ngebeer cantik. Haha. Dan makannya lumayan enak dengan porsi besar. Mantap jiwa!


Sudahi dulu hari kedua, lanjut besok hari terakhir di Singapore.

#Singapore Day 3

Karena kemaren lelah banget, akhirnya kita bangun agak siang. Kita check out dari hotel jam 9.30 karena nanti kita bakal langsung ke Bandara. Hari ketiga ini, jalan-jalannya ngga usah ngegas, karena waktu terbatas kan. Pesawat gue jam 15.30. jadi setidaknya jam 12.30 harus udah sampe di bandara.

Kita milih buat ke Chinatown. Emang sih disini bagusnya kalo malem. Tapi siang-siang gini udah rame kok ada bule-bule. Disini itu ada kuil, tempat ibadah untuk umat Hindu.


Selain itu, ada juga toko souvenir dan oleh-oleh rame banget dengan harga murah pokoknya. Tadinya yang gue ngga pengen beli oleh-oleh, gue jadi beli tempelan kulkas sekaligus pembuka tutup botol. Harganya lumayan murah harusnya 5 dollar, untuk 2 barang. Tapi karena gue mikir cuma butuh satu, yang gue beli satu dengan harga 3 dollar. Eh pas pulang nyesel, karena duit masih sisa 2 dollar, mending dipake buat beli oleh-oleh kan kalo gitu.

Karena tadi kita udah sarapan di hotel, jadi ngga nafsu untuk makan siang berat lagi. Ini ada cerita sedikit, jadi kan gue nonton vlog Kak Ria SW, gue pengen nyobain makanan di Old Chang Kee yang toko pertamanya ada di Bugis. Cuma karena pas kita jalan kesana doi belum buka, jadi ngga kesampaian terus. Eh pas ke Chinatown, ada cabangnya. HAHA. Senengnya…… lo harus cobain yang ini sih…. Harganya cuma 2 dollar, dan pasti bikin kenyang. Di singapore, gue 2 hari ini minumnya cola melulu. Karena cuaca panas, dan pengen minuman dingin, jadilah kita mampir ke sevel. Dan harga yang paling murah adalah cola, 1 dollar. Bahkan dia lebih murah dari air mineral dingin. Ngga ngerti lagi. Haha.

Jam 12 lewat, kita cus ke Bandara. Lewat stasiun Chinatown, langsung menuju stasiun Tanah Merah. Dari Tanah Merah, ada kereta khusus ke bandara. Turunnya di terminal 3. Dari terminal 3, ke terminal 1 atau 2 tinggal naik skytrain. Gampang banget. Sign nya jelas sekali.

Okay, saatnya gue dan Onye harus berpisah. Dia ke terminal 2 karena mau ngelanjutin perjalanan keliling Asia Tenggara. Sedangkan gue harus ke Bali ngerayain Nyepi. Jadilah kita berpisah.

Well, gue cuma nunggu sekitar 40 menit untuk langsung berangkat ke Bali. Jadi semua perencanaan berjalan dengan tepat waktu dan pas ya. Haha.

Gue mau pamer sisa duit dan oleh-oleh yang gue dapet!


Dari bekel 70 dollar (sekitar 720 ribu) ada sianya sekitar 20 dollar 10 sen loh. Wow!  Senengnya. Check list berhasil dijalankan dengan budget yang ngga keluar target. Ada sisa lagi yekan.

Terima kasih Singapore untuk waktu 3 harinya. What a sweet short escape. Singapore negara yang ramah turis menurut gue. Gue sendiri ngga mengalami tindak kejahatan, dan kalo kemana-mana gampang banget. Kotanya juga ramah pejalan kaki. Dan yang paling gue salut adalah orangnya tertib banget pas masuk MRT atau Bus. Karena beberapa kali gue di MRT pas jam pulang kantor ya, yang otomatis pasti bakal rame tapi mereka tertib semua. Keren sih.

Dan yang paling gue seneng disini adalah, toleran. Bodo amat dia suku apa, karena di singapore kan banyak imigran dari India, Aran, Cina, Melayu, banyak orang Indonesia juga. Ngga ada tuh, ada mandangin orang dari atas sampe bawah kalo dia pake baju agak terbuka. Sedikit individual sih, tapi ya menurut gue tiap orang punyak hak atas dirinya masing-masing yakan. Beda cerita kalo di negeri gue tercintah. Dimana kaum intoleran menebar kebencian. Eh.

Lumayan dong ya untuk liburan tahun ini. Meski ini perjalanan miskin, tapi gue seneng kok. Menurut gue, kepuasan dan kebahagiaan travelling itu bukan terletak di saat lo bisa foya-foya atau beli apapun dan nyobain apapun sesuka hati sih, tapi lebih kepada lo bisa jalan-jalan sesuka hati dan ngga lewat budget. Ya itu kepuasaan buat gue. Haha. Toh porsi liburan dan yang dicobain sama, kenapa harus keluar duit lebih banyak yekan.

Semoga cerita gue ini cukup membantu ya guys, buat yang mau short escape ke Singapore.


Ayo liburan, jangan cuma wacana ajah!