Sebuah
keberuntungan gue dikasi kesempatan untuk liputan ke Belitung. Sama sekali
belum pernah ke Negeri Laskar Pelangi. Gue berangkat waktu itu tanggal 18-21
Maret 2019 bareng kru yang lain tentunya.
Okay, sangat excited untuk ceritain perjalanan ke Belitung kali ini.
Okay, sangat excited untuk ceritain perjalanan ke Belitung kali ini.
Akses
ke Belitung bisa menggunakan pesawat dari Jakarta menuju Bandara Internasional
H.A.S. Hanandjoeddin di Tanjung Pandan. Jangan sampe salah ya. Gue yang kudet
ini awalnya ngira Bangka Belitung itu jadi satu pulau. Ternyata gue salah. Bangka
Belitung itu Provinsi, cuma beda pulau. Ada Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
(ngambil di google)
Nah,
ibukota provinsi ada di Pulau Bangka, dengan nama Pangkalpinang. Di Pulau
Belitung sendiri itu ada 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Belitung dan Belitung
Timur (Kampungnya Pak Ahok).
Untuk
biaya pesawatnya kalian bisa cek sendiri ya, karena gue dibiayain kantor, jadilah
bebas mau apa aja. HAHA. Perjalanan ditempuh kurang lebih 50 menit. Sebentar
banget, ngga kerasa baru juga tidur udah bangun lagi. Bandaranya kecil dan
rata-rata pesawat kecil doang yang mendarat disini.
Untuk
jalan-jalan disini, kalian bisa sewa mobil atau motor. Kalo sewa motor harganya
mulai dari 50 ribu/hari. Nah kalo mobil bisa dari Rp 200 ribu/hari (tanpa driver) atau yang pake driver mulai dari 350 ribu/hari. Kalo
tempat nginepnya sih bebas kalian bisa pilih di Belitung atau di Belitung
Timur. Ya kalo di Belitung kalian bisa kemana-mana naik motor/mobil yang disewa.
Perjalanan dari Belitung ke Belitung Timur sekitar 1jam. Saran gue sih mending
nginepnya di Belitung karena posisinya di tengah-tengah. Baru lah terserah
kalian mau kemana aja naik mobil atau motor. Karena tempat wisatanya di berbagai lokasi,
ada di Belitung dan Belitung Timur.
Btw tujuan
gue kesini adalah kerja, dan liburan hanya bonus. Inget ya! Jadilah yang
menjadi fokus utama adalah objek yang diangkat dalam program gue doang. Cuma
bagusnya, program gue kan ngangkat soal budaya, jadi gue bisa cerita sedikit
soal budaya yang kita angkat.
Alat Musik Tradisonal Gambus/Dambus.
Gue berkesempatan untuk mampir ke Rumah Bapak Kino, di
Belitung Timur. Melihat proses penciptaan alat musik hingga Si Bapak juga
seorang musisi yang ikut mainin alat musiknya. Dari yang gue riset, alat musik
ini sudah lama berkembang di Kepulauan Bangka Belitung ini. Ngga jelas dari
tahun berapa, tapi masyarakat sudah akrab banget dengan alat musik ini,
terutama untuk mengiringi lagu-lagu melayu. Duh syahdu baget kalo didengerin.
Di sela-sela shoting, Mas Yovie Widianto bisik-bisik ke gue.
‘Prim, kasian deh ini cuma jadi musik lokal. Kalo misal dikombinasikan musik
modern, atau paling engga ada tampilan yang beda dari show nya pasti lebih keren.’ Gue: ‘ya ajak lah kolaborasi mas’. Mas
Yovie: ‘yang lain kemana? Bekraf kemana? Ini kan termasuk kreativitas juga.’
Gue: ashyiap. Berharap aja setelah episode ini tayang, ada yang melirik ya Pak
Kino!
Permainan Tradisional Lesong Ketintong
Menarik, karena ngga di tiap daerah ada permainan tradisional.
Jadi Lesong itu kayu besar yang dipukul. Ketintong itu katanya suara pukulannya
itu, ting-tong ting-tong. Gitu lah. Haha. Yang main biasanya 4 orang (1 regu).
Jadi minimal ada 3 tongkat kecil yang harus mereka lempar dan dipukul di
lesong. Jadi pakek irama gitu lo, kalo salah-salah pala temen sebelah yang
kena. Paling banyak ada sampe 8 tongkat dan mereka berpindah-pindah formasi.
Ngerti kan kalean? HAHA. Serunya sih kalo dilombakan ya, karena bisa ngeliat
kelompok mana yang paling kacau. Kalo kemaren gue liputan, cuma ada 1 kelompok.
Jadilah kita hanya melihat sebuah atraksi bukan kompetisi. Gituh.
Tari Adat Rudat
Yang gue tangkep dari hasil wawancara, tarian ini awalnya berasal
dari Kesultanan Pontianak gitu. Anak Sang Sultan suka sama yang namanya bela
diri, jadilah gerakannya mengadopsi dari gerakan bela diri. Ditambah musik dan
nuansa agamis. Mulai dari kidung-kidung dengan lantunan syair-syair agama
hingga kostumnya juga. Tari ini biasanya
dipentaskan untuk hiburan sih. Biasanya syair yang dilantunkan kadang berisi
pantun gitu. Menyesuaikan akan diperuntukan
untuk apa, gitu sih intinya.
(lupa foto kasyikan kerja. haha)
Kuliner Tradisional
Wow, Belitung kulinernya berkutat sama yang namanya Ikan.
Gimana engga, hasil ikannya melipah. Secara spesifik sih gue lupa ya nama-nama
masakannya. Yang jelas, selama disini gue pasti makannya ikan goreng, kuah
kuning, ikan bakar. Cemilan segala macam ikan sampe jajanan tradisional ada
embel-embel ikannya. Mantap jiwa!
Kalo tertarik makan kuliner khas Belitung ini, bisa ke Warung
1001 Kopi ya, letaknya di Belitung Timur. Sebenernya sih ada dibanyak tempat
kalo makanan khas Belitung lengkap dengan jenis ikan apa aja, tapi untuk menu
disini lengkap sih.
Kopi Belitung
Nah, jadi kemaren itu gue berkesempatan berkunjung ke kebon
kopi milik Bang Ir (Bambang Irawan). Salah satu pengusaha asli Belitung.
Sebenernya lahan ini bukan milik Bang Ir, tapi milik masyarakat disini. Cuma
Bang Ir bantu untuk pembibitan biji kopi. Karena yang lucu di Belitung ini,
khususnya Belitung Timur ya. Belitung Timur itu dijuluki sebagai Kota dengan
1001 Warung Kopi tapi ngga punya kebon kopi. Nah loh. Kopi-kopinya darimana? Ya
dari Padang, dari Lampung, pokoknya daerah sekitar Belitung. Rugi dong. Makanya
potensi ini dimanfaatkan untuk menanam biji kopi. Jadi warung-warung kopi yang
ada di Belitung bisa di support oleh
kekayaan Belitung itu sendiri.
Jenis kopinya itu Robusta, karena hasil kopi ada di lahan
dengan ketinggian dibawah 500 mdpl. Orang sini sih bilangnya kopi pesisir ya.
Kalo arabika, itu biasanya ketinggian tanaman kopinya diatas 1000 mdpl. Kayak
Kopi Gayo Aceh. Arabika cenderung lebih mahal dari Robusta loh ya. Karena
rasanya yang lebih pekat. Pokoknya kopi banget dah. Gue juga ngga paham-paham
banget. Haha.
Setelah nyoba, kopi Belitung ini lebih halus rasanya. Lebih
ringan gitu kali ya ngomongnya. Karena gue bukan pecinta kopi, rasanya pas di
gue. Rasanya ngga strong dan enak
kalo dicampur susu. Yang buat enak lagi adalah minumnya di tengah kebon kopi.
Beuh. Sungguh sebuah kenikmatan yang haqiqi menyeruput kopi di alam bebas,
ditemani pula dengan luwak.
Cukup ya cerita soal konten
program gue. HAHA. Lebih jelasnya tonton IDEnesia di Metro TV setiap hari
Minggu jam 21.30 WIB. Awas kalo engga!
Selain budaya, yang harus
dibahas di Belitung tentu saja ngga lain ngga bukan adalah Pesona Wisata
Alamnya. Beuh, gue baru pertama kali Belitung udah jatuh cinta cuy.
Berkali-kali. Pantai dan bebatuannya itu loh, bikin takjub. Sungguh Tuhan itu Maha
menciptakan keindahan yang paripurna. Ini gue kasi list beberapa tempat yang harus dikunjungi selama di Belitung ya. Sebenernya
udah mainstream sih, tapi ya apa
daya. Keindahannya ngga lekang oleh waktu gitu lo.
Museum Kata (Andrea Hirata) – Belitung Timur
Tau kan film legendaris
‘Laskar Pelangi’? Nah, setelah film itu tayang dan booming. Museum ini lahir dari dari gambar-gambar di scene film itu, sampe ke foto
tokoh-tokoh hingga kutipan dialognya. Tempatnya intagramable banget sih.
Untuk masuk ke dalem museum
harganya gue bilang lumayan mahal, yaitu Rp 50.000 rupiah. Tapi tenang, itu
udah termasuk dapet buku karya Andrea Hirata. Gokil gak?
Replika Sekolah Laskar Pelangi – Belitung Timur
Sekolah Laskar Pelangi udah
tertanam ya di mindset kita semuah. SD Muhammadyah yang letaknya di pesisir
pantai. Disini Lintang dan kawan-kawan berjuang untuk mendapat pendidikan.
Sekolah yang gue datengi ini ternyata cuma replikanya aja, karena yang asli
sudah diperbaiki. Cuma ada 2 kelas, dengan dinding tripleks.
Gue lupa nanya untuk tiket
masuknya bayar berapa, karena waktu itu diburu-buru shoting. HAHA. Wajib sih
kesini kalo ingin mengenang Laskar Pelangi.
Vihara Dewi Kwam Im – Belitung Timur
Nah, vihara ini menjadi vihara
terbesar dan tertua yang ada di Pulau Belitung. Katanya tiap hari rame
didatangin pengunjung, mulai yang ingin beribadah atau wisata. Konon katanya
umur vihara ini udah 266 tahun. Gokil!
Gue cuma
sempet di Patung Dewi Kwam Im nya doang. Karena diburu-buru shooting dan udah
sore juga. Dibagian bawah patunya gitu, ada viharanya bagus banget. Keliatan dari
jalan pas lo mau masuk kawasan vihara.
Pantai Tanjung Kalayang - Belitung
Nah ini nih, sebuah pengalaman
spektakuler dimulai. Jadi karena ada sisa waktu sore hari, gue dan tim memilih
untuk berkelana ke beberapa pulau. Nyebrangnya dari Pantai Tanjung Kalayang.
Untuk harga sewa perahu sekitar 400-500ribu/perahu (kapasitas perahu 10 orang
maksimal). Kalo kapasitas 15 orang sekitar 750 ribu, dan lebih dari 20 orang
sekitar 1juta rupiah. Itu biasanya belum termasuk penyewaan jaket pelampung,
kaca mata renang atau sepatu katak. Yaa.. harganya sekitar 20 ribuan. Untuk
perahu kemaren, gue dibantuin sama driver
selama liputan di Belitung.
Nah untuk kalian yang mau
nyebrang juga, mungkin bisa cek google cari travel di Belitung atau buka
website ini ya www.travellova.co.id
dan bisa tanya-tanya via wa ke 08117175127. Dan kalo tetep kurang jelas, bisa
dm gue di twitter/ig ya.
Pas nyebrang ke Pulau ombaknya
lumayan, jadilah kita udah kuyup duluan kena hempasan air laut sebelum sampe di
lokasi. Perjalanan sekitar 30 menit menuju Pulau
Lengkuas. Pantainya masih bersih banget dan batu nan eksotik. Gue jalan itu
udah termasuk sore ya, sekitar jam 14.30 baru nyebrang. Saran gue sih kalian
harus sampe Pantai Tanjung Kalayang paling lambat jam 13.00. Agar bisa eksplor
lebih banyak dan lebih lama. Kalo gue kan diburu-buru karena takut kesorean
kan. Begitulah nasib baru bisa jalan beres liputan. Haha.
Kalian akan menemukan mercusuar
menjulang tinggi. Indah banget sih. Udara dan pantainya duh sukak!
(yang di foto namanya Batu Burung Garuda)
(Pantai di Pulau Lengkuas)
Ngga bisa lama-lama, kita lalu
menuju lokasi snorkeling. Meski ngga
terlalu dalam tapi alam bawah lautnya lumayan indah. Ada banyak ikan. Gelombang
airnya cukup tinggi, jadi kita terombang-ambing mau berenang juga susah. HAHA.
Yang menarik adalah ketika
Mas-mas yang bawa perahu ikut snorkeling
dan mungutin sampah plastik yang nyangkut di karang-karang. Gue terharu! Hey
buat kalian, tolong jangan buang sampah di laut ya. Tolong jaga keindahan laut,
itu salah satu kekayaan yang kita punya. Plis atulah ya.
(tangannya basyah ngga bisa foto)
Dari lokasi snorkeling ke
tempat yang ada gundukan pasir di tengah laut. Lucu deh, ada gundukan yang ngga
luas. Tapi keren buat foto-foto. Haha.
Lokasi selanjutnya adalah Pulau
Kalayang, Desa Keciput. Disini ada goa gitu, yang terbuat dari proses alami
tumpukan batu-batu. Gue tuh ya, kalo punya waktu panjang cuma ingin memandang
hamparan laut dan menikmati udara di pantai ini. Sometimes lo cuma ingin menikmati aja gitu, ngga harus foto-foto.
Biarkan ingatan yang merekam semuah. Caelah. Pas banget gue disini sekitar jam
5, jadi sekalian menikmati sunset. Uh, nikmat mana lagi yang kau dustakan.
Karena udah terlalu sore, ada
baiknya wisata lautnya udahan aja. Sudah hampir gelap bung. Takut juga di
tengah laut gelap-gelapan. Lumayan ya sore yang singkat tapi lekat.
Pantai Tanjung Tinggi (Pantai Laskar Pelangi) – Belitung
Nah ini, sengaja gue
menyempatkan diri agar supaya bisa mampir ke Pantai Laskar Pelangi. Karena
penerbangan kita siang, jam 12. Maka kami cus ke pantai pagi-pagi jam 7. Dan
guys, lagi-lagi gue takjub. Indah banget pemandangannya disini. Hamparan batu
dan pantai. Ku tak bisa berkata-kata. Kalian liat fotonya aja. HAHA.
Btw, masuk ke pantai ini ngga
bayar tiket masuk loh. Bahkan parkir pun gue engga bayar. Cuma di lokasi
shooting film laskar pelangi ada kotak donasi gitu sih. Ada baiknya kita naruh
seikhlasnya ya. Gue juga ketemu bapak-bapak yang bersihin pantai ini. Namanya
Pak Ridwan. Bahkan dia bisa juga jadi pengarah gaya saat ada yang foto session. Semangat ya pak menjaga pantai
agar tetap bersih!
Kopi Kong Djie
Main-main ke Belitung jangan
lupa mampir kesini ya. Ini warung kopi khasnya masyarakat Belitung. Yang punya
baik banget, karena kita pernah liputan kesana dulu gitu. Jadi kalo ada anak kantor
yang main kesana dikasin gratis dong. Baik deh bapak. Haha.
Yang favorit sih kopi, cuma
kalo ngga suka kopi, coklatnya ngga kalah enak. Bahkan temen gue berencana beli
bubuk coklatnya dibawa ke Jakarta. HAHA.
Sekian ya cerita di Belitung.
Oya, yang perlu kalian ketahui adalah di Belitung itu ngga ada namanya
Indomaret/Alfamart. Adanya warung lokal. Haha. Mall pun engga ada dong.
Bener-bener keren sih. Cuma yang gue sayangkan ngga ada bioskop. Pas gue tanya
ke mas-masnya katanya ngga buka bioskop takut ada yang pacaran dalem bioskop.
Gitu masa.
Ini sih opini gue ya, jangan
melihat sesuatu dari buruknya aja gitu. Sayang aja kalo masyarkat yang mau
nonton harus jauh-jauh keluar kota bahkan keluar pulau. Film kan ngga cuma soal sama siapa kita
nonton, tapi value dari film itu
sendiri yang lebih penting sih kalo gue. Misalnya aja Film Laskar Pelangi,
sayang dong film ini ngga bisa diputer resmi bahkan didaerahnya sendiri. Ya
mungkin masing-masing daerah punya pertimbangan membuat aturannya ya. Tapi
tetep aja gue ngga habis pikir. Hehe.
Semoga kalo opini gue ini
dibaca, bapak pemda setempat mempertimbangkan ini. Agar supaya anak-anak disana
bisa berkembang gitu, bahwa dalam sebuah tayangan film ada banyak pesan yang
bisa diambil. Toh kalo yang emang punya niat pacaran, dimana pun mereka bisa.
Baiklah, semoga tulisan ini
bermanfaat ya. Tapi seriously, kalian
harus Belitung. Harus banget!