Sunday, January 17, 2016

Definisi Cinta dalam My Love My Bride

Apa orang tau arti cinta ketika orang membicarakannya?
Butuh berapa banyak cinta untuk mendefinisikan arti cinta?
Kami sering bertengkar setelah musim dingin, lalu…
juga terus mengatakan “Aku mencintaimu”
Aku masih belum mengerti apa arti cinta itu
Tapi, aku ingin mengucapkannya setiap hari.
“Aku mencintaimu, Mi-Young”


Cuplikan monolog diatas adalah ending dari Film Korea, “My Love, My Bride”. Film yang rilis tanggal 8 Oktober 2014 ini, dibintangi oleh artis cantik Shin Min-A dan Oppa kesayangan gue Cho Jung-Soek. Sebetulnya, My Love My Bride adalah remake film dengan judul yang sama di tahun 1990. My Love My Bride, menggakat kisah Young-Min (Jung Soek) dan Mi-Young (Min A) yang baru saja memulai bahtera rumah tangga.


Mi Young seorang guru lukis dan Young Min seorang PNS di pusat pelayanan masyarakat, berkencan pertama kali disebuah kafe dengan cerita yang cukup unik. Ngga diceritain gimana keduanya pertama kali berkenalan. Cuman, pas mereka kencan pertama Mi Young memuji kalo si Young Mi bagus pake baju Sky Blue. Eh ternyata, ada juga seseorang yang dengan baju yang sama dateng ke kafe. Karena malu, Young Min buru-buru ngajak si Mi Young keluarga kafe. Young Mi langsung narik tangan Mi Young. Ya, cewe mana yang ngga baper kalo tangannya dipegang erat.




Bingung yak, namanya bolak-balik gitu. Gue pas nulis agak bingung, tapi pas nonton ngga kerasa sih ternyata nama mereka berdua mirip.

Setelah berpacaran lama, Young Mi pengen ngajak Mi Young nikah. Tapi Mi Young ngiranya, doi bakal diputusin. Kenapa? Soalnya beberapa hari terakhir, sikap Young Mi cuek ke Mi Young. Sebelum memutuskan untuk melamar Mi Young, Young Mi sempet diingetin sama temen gengnya kalo nikah itu ngga enak. Young Mi tetep kukuh yang langsung melamar Mi Young.



Mereka pun akhirnya tinggal berdua. Jangan kaget kalo film ini agak mesum sedikit. As a newly wed, mereka melakukan “nya” kapan pun, dimana pun, dan hampir semua sudut rumah mereka. Kocak sih jadinya. Padahal di karakter drama Korea yang pernah gue tonton, karakter si Jung Soek ngga pernah kayak gini. Mukanya aja polos. Min A apalagi.

Nah ternyata pernikahan itu emang ngga segampang atau sebahagia yang orang pikir. Gue liat ya dari film ini, semua kebiasaan kita bakal kita bagi sama pasangan kita. Mau baik ataupun buruk. Justru banyak kan orang yang setelah menikah baru surprise ternyata pasangannya itu seperti ini, dan itu. Banyak penyesuaian yang harus kita lakukan.

Konflik dalam film ini sebenarnya bertubi-tubi. Sama kayak kehidupan rumah tangga. Cieleh kayak ngerti aja gue. Pokoknya gitulah. Masalah pertama datang pas Young Mi ngajak temen-temennya dateng ke rumah. Yang buat Mi Young yang ngga akrabnya sama temennya, harus berusaha mengakrabkan diri ditambah harus rela rumahnya diberantakin. Selanjutnya masalah kecemburuan, dimana Mi Young yang cemburu dengan rekan kerja Young Mi, sama kayak Young Mi yang cemburu sama junior Mi Young di kampusnya dulu. Lucu. Mereka saling cemburu sama ‘temen’ deket masing-masing.


Yang paling fatal adalah Young Mi beneran mau ‘tidur’ sama temen deketnya itu. Walau akhirnya dia sadar juga sih, apa yang dia lakuin itu ngga masuk akal. Mi Young juga melakukan hal yang sama. Mi Young pergi ke pementasan musikal gitu, buat ketemu cinta pertamanya. Soalnya Mi Young denger kabar, kalo dia pengen balikan lagi. Tapi semua itu cuma gara-gara emosi.


Terakhir, saat Mi Young sakit, Young Mi juga lagi sedih. Penulis sajak yang ngga sengaja Young Mi kenal, dan begitu baik ngajarin Young Mi nulis puisi meninggal dunia. Tak ada satupun dari keluarga kakek penulis itu dateng ke rumah si kakek. Semua buku milik kakek, diwariskan ke Young Mi. Saat sedang itu, Young Mi pulang kan kerumah, istrinya juga sedang sakit. Young Mi males buat denger apa-apa. Mi Young yang liat buku usang tadi, langsung buang buku itu keluar. Alhasil Young Mi marah dan pergi. Eits, ternyata sakit perut Mi Young nambah parah.





Gue bisa bilang cerita ini unik. Soalnya masalah cuma fokus ke rumah tangga Young Mi dan Mi Young beserta kerumitan didalamnya. Ya seperti yang gue bilang tadi, menikah ngga segampang yang orang pikir. Sebagai penonton yang gue liat, konflik itu muncul saat kedua belah pihak ngga mau berkomunikasi. Keduanya salah paham. Tapi gengsi untuk ngalah. Ya akhirnya di film ini, cowok yang ngalah sih. Bukanlah cowok yang salah itu emang kodrat? Haha.

Bukan kayak gitu sih sebenernya, dalam rumah tangga itu ngga perlu ada yang nyari pembenaran menurut apa yang gue paham ya. Padahal mah ngga paham apa-apa. Haha. Intinya itu saling mengerti. Kalo istri yang mendominasi nantinya muncul ‘suami-suami takut istri’, nah kalo suami yang mendominasi nantinya dalam rumah tangganya otoriter, semua keputusan ada ditanggan suami. Yang bagus ini menang bersama. Ya ngga?

Maafkan gue, karena belom berpengalaman dalam pernikahan gue udah sok tahu. Padahal pacar aja belom punya. Mungkin ini yang disebut dewasa dari nonton film. Kabar baiknya, gue ada persiapan nantinya rumah tangga gue bakal gue bawa kayak gimana. Haha.

Balik lagi ke film. Secara visual, gambarnya cukup bagus. Standar drama korea lah, yang tinggat kecerahannya kadang agak berlebihan. Kalo dari cerita juga unik. Cuma mungkin film ini, ada segmentasi khusus yaitu orang dewasa. Soalnya para pemain film bukan aktor atau artis muda kayak di drama Korea. Bukan dengan tingkat ke sok-sweet-an yang berlebihan. Ya emang realitanya kalo elo udah berumah tangga bukan kayak pacaran lagi yang biasa dikasi surprise atau apalah. Justru kita surprise ngeliat ‘oh sebenernya dia itu kayak gini’ gitu. Banyak yang bilang kan, sejak nikah dia ngga romantis lagi atau apalah. Padahal sebenernya yang buat beda, menurut gue itu adalah porsi nikmat itu loh. Kadang saking seringnya berdua, mereka melupakan betapa nikmatnya menghabiskan waktu berdua.


Menurut pengakuan Mi Young, kesalah dalam rumah tangga mereka terjadi karena Young Mi hanya butuh Mi Young saat sedang ingin melakukan seks (maaf) dan mau makan. Dalam atap yang sama, mereka sibuk melakukan kerjaan masing.

Satu pesan lagi yang gue inget dari film ini. Ibu gosip yang tinggal di bawah rumah Mi Young sempet bilang pas mereka masih marahan. Sebenernya yang diinget cewek itu bukan ke cinta pertamanya, tapi lebih ke momen pertama kali saat dia bertemu orang yang dia suka. Begitu. Setelah gue pikir, iya juga ya. Memori yang melekat di otak gue, lebih ke momen pertama yang pernah kita lewati berdua. cieleh, berdua bareng siapa. Haha.

Film ini menurut gue memberi gambaran yang jelas bagi penonton kehidupan seperti apa yang bakal kita temui nanti setelah menikah. Bagaimana cinta didefinisikan dalam sebuah janji yang suci. Bukan untuk menakut-nakuti, cuman ngasi ancang-ancang. Namanya juga membangun rumah tangga, perlu ikhtiar dan doa.



No comments:

Post a Comment