Saturday, December 19, 2015

Production Development Program (PDP) Part 2

Lama ya jeda dari part 1 ke part 2, ini sangat tidak disengaja. Semua karna jadwal gue ‘agak’ padet. Kenapa agak? Ya, gue belom mau sombong. Hahha.

Oke, gue bakal lanjutin tahapan seleksi Production Development Program (PDP) di Metro TV yang pernah gue ikutin. Tahap psikotes udah gue jelasin postingan sebelumnya, sekarang kita lanjut ke tahap berikutnya. Pas tahap seleksi kemaren, untuk lolos ke tahap selanjutnya gue dikasi tau beberapa menit setelah menyelesaikan tes psikotes. Iya beberapa menit doang. Bahkan ada yang belom selesai. Jadi tiap kita selesai ngerjain soal psikotes langsung dinilai oleh staff HRD. Gue juga kaget kenapa cepet banget.

Interview User
Apa sih interview user? Ini menurut gue yah, interview user itu pelamar akan di wawancarai oleh kepala divisi yang membidangi bagian yang dia pilih. Kayak kemaren gue di Metro TV, gue diwawancari oleh tiga orang Executive Producer. Secara bergantian, bahkan berebutan mereka akan bertanya.

Kemaren sih gue bingung mereka siapa, gue cuma dikasi tau sama staff HRD kalo tahap selanjutnya adalah interview user. Gue ngga sempet nanya, usernya siapa dan menjabat sebagai apa. Boro-boro, kenal temen yang duduk sebelah aja udah syukur. Haha. Waktu itu dari sekitar 50 orang yang ikut psikotes, setengahnya masuk ke tahap ini. Kita disuruh nunggu dalam suatu ruangan, baru dipanggil satu-persatu.

Ini gue ngga sepenuhnya inget apa yang ditanya ya, gue cuma inget beberapa pertanyaan yang mungkin nanti bisa membantu kalian mempersiapkan diri sebelum di wawancara.

Pas masuk ruangan, ada tiga orang user yang mempersilahkan gue duduk. Posisinya kayak sidang skripsi deh, cuma kita duduk ngga berdiri. Nah, kalian disuruh memperkenalkan diri, jurusan, dan asal kampus. Jangan lupa jawab dengan tegas, singkat dan pake senyum. Biar keliatan ramah gitu, walaupun yang nanyain judes minta ampun.

Setelah itu mereka akan bergantian nanya sesuai cv lo. Kemaren gue ditanya pengalaman organisasi selama di kampus, pengalaman kerja yang berhubungan dengan produksi program tv atau film, kenapa gue memilih departemen produksi, apa yang kamu ketahui tentang Production Development Program di Metro TV. Gue lupa sisanya apa, yang jelas yang ditanya user itu berhubungan dengan skill dan pengalaman di bidang Broadcasting. Entah itu dari tugas-tugas kuliah atau diluar tugas. User ingin tahu kemampuan kita dibidang produksi, apa yang kita tau mengenai program ini, biar ngga terkesan asal pilih, dan terutama pengalaman kita.

Selain itu, beberapa temen gue juga ada yang ditanya tanggapan mereka mengenai program yang tayang di Metro TV. Apa kelebihan dan kekurangan program. User juga katany sempet nanya soal inovasi program yang akan kita kasi. Mewakili anak muda, kita akan ditanya program seperti apa sih yang kita pengen, tapi tetep satu visi sama Metro TV. Program seperti apa yang kita pengen hadir di Metro TV dan kenapa. Kurang lebih seperti itu.
Setelah memberi pertanyaan, mereka mempersilahkan gue untuk bertanya. Gue menanyakan beberapa pertanyaan soal job desk gue nantinya dan jenjang karir dari program yang gue ikuti. Pas dikasi waktu bertanya gue saranin, lo harus nanya. Kenapa? Biar lo keliatan antusias dan pengen masuk. Ketimbangan elu cuma iya-iya aja.

Seberapa takut dan groginya elu, jangan liatin di depan user. Kemaren pas gue mau interview mules terus rasanya. Tapi pas selesai pengenalan nama, gue lebih plong dan bisa jawab pertanyaan dari user. Soalnya kalo lo keliatan gugup, user akan makin memojokkan ditambah jawaban yang kita kasi ngga akan memuaskan. Kalo kata temen gue, ‘lemesin-lemesin aja’ gitu.

Setelah interview user, sorenya gue langsung di SMS lolos ke tahap selanjutnya. Tahap selanjutnya itu dilaksanakan dua hari kemudian.

Interview Asesor
Sebenernya gue kurang paham juga penyebutan maksud penyebutan ‘asesor’ dalam tahap ini. Yang jelas, interview asesor adalah tahap wawancara oleh psikolog. Pada tahap ini yang menjadi topik pertanyaan adalah ‘diri’ kita sendiri. Psikolog atau asesor ingin tau siapa diri kita, dan ingin kita tau siapa sebenarnya diri kita. Pertanyaannya juga menurut gue bikin gue mikir, ‘masa iya gue kayak gitu’, ‘oh iya ya gue kayak gitu’.

Awalnya asesor menginstruksikan kita untuk duduk, lalu mempersilahkan kita mengenalkan diri kita. Selanjutnya asesor bertanya seperti ini, “Siapa sih Ni Wayan Primayanti ini?”. Gue sempet bingung nerima pertanyaan macam itu. Sampe gue mikir, ‘siapa ya gue’. Yak, bisa langsung dijawab, kata dia. Mulailah gue menjelaskan, asal gue, kedua orang tua gue, perjalan gue dari kecil sampe sekarang, kesukaan gue apa, beberapa pengalaman di duina broadcasting, kegiatan gue sehari-hari. Trus di asesor, bilang gini, “iya apa lagi. Saya belum nangkep siapa sih kamu ini’ gitu. Jadi gue jelasin lagi tentang diri gue. Pokoknya sebanyak-banyaknya sampe dia bilang cukup, atau kita kehabisan omongan mau bilang apa.

Kemudian dia bacain karakter gue, berdasar tes psikolog yang gue jawab kemaren. Gitulah pokoknya gue. Trus dia nanya, ‘apa bener kamu seperti itu?’. Itu sih yang buat gue bingung. ‘emang gue gitu ya’. Pas gue mikir dalem-dalem, ada benernya juga sih. Akhirnya gue jawab aja sekenan, sebisanya gue ngasih alesan. Soalnya kata temen-temen dan senior gue. Dalam tahap asesor ini kita harus jawab jujur. Mereka lebih tau kapan kita menyembunyikan sesuatu, kapan kita bohong atau sebaliknya.

Berikutnya, gue ditanya soal sifat buruk dan sifat baik gue. Pada saat nerangin sifat buruk, si asesor justru semakin antusias buat nanya. ‘kenapa kamu bisa memiliki sifat seperti itu’, ‘bagaimana selama ini kamu menyikapi diri kamu sendiri’, ‘bagaimana reaksi teman-teman kamu, yang tau sifat kamu itu’, ‘apakah kamu sendiri tidak berusaha untuk merubah sifat itu’, ‘jika iya, sudah sampe tahap mana’, ‘kamu tidak takut nantinya sifat kamu itu bisa menghalangi kamu saat bekerja nanti’, ‘bagaimana bila rekan kerja kamu yang baru tidak mau menerima sifat kamu itu’. Buset deh banyak bener pertanyaannya, gue ampe capek jelasinnya.  Makanya apa yang gue bilang diawal tadi, gue jadi mikir, ‘oh gue kayak gini ya’, ‘oh segitu besarnya pengaruh sifat gue di lingkungan’ seperti itulah  kira-kira.

Banyak deh pertanyaan yang menyangkut tentang kepribadian. Termasuk nanti kita disuruh cerita mengenai pengalaman buruk yang pernah kita laluin apa, sampe rencana kita beberapa tahun kedepan. Gue berasa curhat ke orang yang baru gue kenal. Begitulah. Hahha

Tapi pada saat wawancara asesor ini, gue udah ngerasa down. Gue ngrasa dari sifat-sifat buruk tadi, belum pantes buat masuk dunia kerja. Jadi ngerasa aja, ‘oh gue segitu salahnya ya’ gitu. Makanya gue udah ngga terlalu berharap lolos tadinya disini. Eh kepanggil. Jadi gue belum bisa ngerubah sifat-sifat itu. Hehe.

Pengumuman masuk ke tahap selanjutnya dikasi tau kira-kira 2 hari setelah Interview Asesor.

Interview Panel
Yang dimaksud interview panel disini adalah, peserta atau calon karyawan diwawancarai oleh staff HRD atau justru Manager HRD-nya langsung. Kemaren gue harusnya diwawancara langsung oleh Manager HRD, namun pas saat interview panel udah ditentuin dan mendadak Manager ada keperluan jadilah diganti oleh asistennya. Tapi pas gue ngira tahap panel udah beres, eh ternyata ini cuma jebakan semata. Interview sesungguhnya beberapa hari setelah interview hari itu. Jadi kita dipanggil lagi buat interview panel sama Manager HRD Metro TV.

Interview panel itu kondisinya, dalam ruangan ada Manager HRD dan 4 orang calon karyawan. Nanti kita dikasi pertanyaan dan bergilir menjawab sesuai arahan yang dikasi tau. Deg-degan juga sih diwawancara kayak gini. Biasanya kan kita diwawancara sendiri, jadi kalo ngga bisa jawab ya sendiri dan si pewawancara aja yang tau. Eh kalo ini, kalo ngga bisa jawab temen sendiri juga tau, kan malu. Mereka juga mikir hal yang sama pasti. Hahha.

Pokoknya dalam interview panel ini pertanyaannya random banget. Gue itu ditanya soal, ‘kenapa pengen kerja di Jakarta’, ‘kenapa kamu milih jurusan ilmu komunikasi’, ‘kenapa pengen masuk brodcasting’, ‘kenapa sih mau di Metro TV’, ‘jelasin dong prestasi yang udah kamu tulis di CV’, ‘pengalaman oraganisasi kamu apa aja’, trus kan gue nulis tuh di CV skill yang gue punya, kayak news writing, feature writing, dan lain-lain itu. Nah beliau nanya, ‘dari semua kelebihan kamu, yang kamu ngga bisa apa’, gitu. Awalnya gue bingung. Tapi akhrinya gue kasi argumen aja gini pak,….itu. pokoknya jangan sampe kita keliatan cengok. Soalnya pengelaman temen gue, kan katanya kalo udah lolos tahap ini kemungkinan besar kita pasti lolos tahap berikutnya, karena gugup pas jawab dan ngga bisa ngomong apa-apa, jadilah dia yang ngga lolos. Mungkin emang belum rejeki kali ya.

Ditanya juga soal, ‘apa sih yang kamu tau dari program PDP ini’, ‘nantinya kamu pengen seperti apa’,’tugas-tugas yang kamu tau dari program ini apa aja’, seperti itu deh pokoknya. Nah setelah kita jawab masing-masing, barulah beliau jelasin maksud program ini sampe nantinya akan jadi seperti apa. Makanya di part 1 kemaren gue bisa jelasin, itu kurang lebih penjelasan yang gue tangkep dari Manager HRD-nya langsung.

Intinya persiapkan diri kamu sebaik mungkin, banyak doa, kuatkan mental, jangan sampe jawaban temen sebelah elo mempengaruhi jawaban elo, atau lo cuma bilang sama kayak dia pak. Nanti pasti ditanya lagi, ‘sama kayak gimana maksud kamu’, gitu. Kasi jawaban sejelas-jelasnya, dengan suara yang jelas juga. Bagaimana pun rupa yang ngewawancara jangan takut. Takut itu cuma sama Tuhan Yang Maha Esa, cie gitu. Hahha.

Pengumuman lolos interview panel dikasi tau kira-kira 2-3 hari setelah interview.

Medical Check Up
Medical Check Up atau medcek adalah tahap akhir dari serangkaian tahap seleksi ini. Kalo kata staff HRD kemaren sih, kalo kamu udah masuk tahap ini kemungkinan besar kamu lolos dan keterima jadi karyawan Metro TV. Kecuali kalo elo menginap penyakit menular sejenis HIV, idih jauh-jauh.
Beberapa hari sebelum medcek elo bakal dikasi surat pengentar buat ke laboratoriumnya, kalo gue kemaren sih si Prodia deket Metro TV Kebun Jeruk juga. Mereka semacam kerjasama gitu. Soalnya secara berkala, karyawan disini nantinya juga dicek tiap 6 bulan sekali kalo ngga salah. Untuk antisipasi penyakit berbahaya gitu.

Sebelum medcek, HRD akan ngingetin elo buat puasa 10 jam sebelum medcek. Kita dilarang makan, tapi engga dilarang minum. Pas nyampe dilokasi, kita dikasi form yang harus diisi mengenai data diri dan riwayat kesehatan. Pertanyaannya banyak banget, lumayan bikin pusing. ‘apakah kamu pernah menderita inilah, itulah’ gitu pokoknya.

Rangkian medcek ini, ada tes urin, cek darah, rontgen paru-paru, sama tes fisik. Tes fisik itu meliputi, tes mata, telinga, hidung, tangan, kaki dan lain-lain. Nanti elo juga bakal dikasi pilihan mau diperiksa payudara dan anus engga. Kalo yang ini ngga wajib sih. Hasil tes ini langsung dikirim ke kantor. Dan kita tinggal nunggu panggilan diterima atau engga.

Beberapa hari kemudian, akhirnya gue di telpon hrd dan disuruh buat tanda tangan kontrak ke kantor. Sebelum tanda tangan kontrak, ada beberapa syarat yang harus dipenuhin, seperti membuat npwp, buat rekening bank ini, termasuk surat kontrak yang harus di tanda tangan orang tua diatas materai, dan ijazah juga dikumpulkan. Setelah lengkap semua barulah kita dikasi resmi masuk kerja di tanggal berapa.

Oya, pas pembagian kontrak beberapa temen gue juga ada yang disuruh medcek ulang, alesannya sih gue ngga tau pasti. Yang jelas pasti ada beberapa masalah mengenai kesehatan ini. Saran sih ya, sebelum medcek jangan mengkonsumsi obat apapaun, soalnya berpengaruh ke hasil urin. Terus jangan begadang dan kecapean. Ngga tau sih ngaruhnya dimana. Yang penting kalo kata hrd-nya mah, jangan aja. Haha.

Waktu itu pas udah terkumpul semua, sekitar tanggal 17 Oktober gitu kita disuruh mulai kerja tanggal 2 November. Lumayan lah liburan itu gue balik ke Bali, sambil nyiapin kebaya buat wisuda. Hahha.

Begitulah kira-kira rangkain proses yang gue ikutin sampe akhirnya diterima di Metro TV. Nyari kerja itu sebenernya jodoh-jodohan, soalnya kita ngga bisa maksa biar dapet kerja disini dengan (mungkin) IPK kita yang gede minta ampun. Atau dengan prestasi yang luar biasa. Soalnya pasti ada beberapa pertimbangan perusahaan, apakah orang ini layak atau tidak layak masuk ke perusahaan ini.


Pokoknya mah yang penting, doa, berusaha dan restu orang tua. Tetap semangat dan salam super. *eeh

No comments:

Post a Comment