Saturday, December 5, 2015

Production Development Program (PDP) Part 1

Selama kurang lebih 2 bulan nganggur, setelah sidang akademik, akhirnya gue keterima di salah satu stasiun televisi nasional. Semenjak masuk kuliah dan milih konsentrasi broadcasting, gue udah pengen bisa kerja di TV. Di tambah tugas-tugas kuliah yang mempersiapkan gu (dan mahasiswa lain) buat siap kerja di media. Dan tepat tanggal 2 November 2015, gue mulai kerja di Metro TV.

Sebelum gue masuk dan jadi karyawan resmi, gue ikut beberapa tahap seleksi yang lumayan merepotkan, karena gue harus bolak-balik Bandung-Jakarta. Tapi itu ngga sia-sia, karena akhirnya gue keterima. Selama masa seleksi itu, gue nyoba browsing soal tahap-tahap seleksi di Metro TV. Baca-baca blog orang yang dikit banget referensinya. Padahal sharing pengelaman di blog lumayan membantu persiapan sebelum kita ikut seleksi nyari kerja. Nah sekarang, karena kemaren gue terbantu dengan pengalaman orang yang ditulis di blog, walau cuma sedikit, gue mau bagi cerita bagaimana proses dan tahap-tahap seleksi ‘Production Development Program (PDP)’ di Metro TV.

Apa sih PDP itu?
PDP atau Production Development Program adalah suatu program yang dipersiapkan untuk mendidik karyawan baru di bidang atau divisi produksi. Program ini itu setara dengan Management Training  di perusahaan biasa, cuma istilahnya beda. Fokus PDP ini adalah keahlian di bidang memproduksi sebuah program televisi. Ya, diharapkan nantinya pelamar yang terpilih program ini adalah calon-calon produser di masa depan. Yang lolos program PDP ini memang dipersiapkan oleh Metro TV menjadi seorang produser. Maka dari itu bekal ilmu sebelum terjung langsung sangat diperlukan.

Kenapa harus ada pelatihan dulu, ngga langsung kerja?
Jadi untuk tahap seleksi di Metro TV, apabila ingin langsung jadi karyawan dengan masa kontrak 1 tahun, bukan Development Program namanya,  tapi jalur reguler. Kenapa dibedakan, itu tergantung kebutuhan perusahaan. Kalo di PDP ini, kita dilatih biar bisa multitasking. Karena menurut Metro, banyak produser yang berasal dari satu bidang. Jadi saat dia jadi pimpinan, dia ngga paham bidang lain. Fungsi pelatihan atau training ini adalah agar karyawan tau semua bidang tugas saat jadi produser nanti.

Gimana sih proses masuknya?
Jadi gini,
Gue awalnya ikut jobfair  yang ada di Gelora Bung Karno (GBK) karena sebelumnya gue dapet info kalo disana banyak perusahaan media yang buka stand. Kalo mau ikut jobfair saran gue, jangan asal ikut. Lumayan kan duit buat bayar, cari dulu perusahaan apa bakal dateng kesitu. Jika menurut lo ngga ada perusahaan yang lo mau, mending ngga usah ikut. Jangan terlalu memaksa, kecuali kalo lo emang mau sekedar nyoba-nyoba aja. Mending lo masukin lamaran yang banyak via lowongan online, kan banyak tuh kayak job street atau yang lain. Soalnya temen gue juga ada yang kepanggil dari situ. Semakin banyak lo masukin, semakin besar peluang lo. Cuma kemaren, gue kurang beruntung. Karena lamaran gue via online ngga ada yang dipanggil.

Nah, pas di GBK gue kumpulin CV ke stand Metro TV. Gue sertain juga, rekap nilai, foto sama fotokopi KTP. Gue belum wisuda, jadi belum dapet ijazah. Bawa itu aja cukup kok. Gue masukin juga tuh ke media lain, kayak RCTI, MNC, SCTV dan lain-lain. Setelah gue rasa semua perusahaan yang gue cari udah gue masukin, pulang lah gue. Itu udah sore dan gue mau langsung ke Bandung. Nekad sih gue ikut jobfair ke Jakarta sendiri. Gue juga udah biasa ngurus apa-apa sendiri. Hehhe. Oya, saran gue, soal CV, mending lo buat yang paling menarik dan kreatif. Bagusnya cuma satu halaman aja. Ringkas dan padat, ngga usah bertele. Kenapa? Pihak HRD juga bisa cepet nangkep siapa elu dari apa yang ada di CV lo, gitu.

Di stand Metro TV, cuma ada lowongan buat Journalist Development Program (JDP) sama Metro TV Management Development Program (MMDP). Gue pengen banget daftar JDP, tapi syaratnya tinggi banget. Gue harus punya skor toefl diatas 550 sama jelas penampilan yang menarik. Karena dua itu ngga terpenuhi gue nulis lah MMDP. Padahal gue ngga tau itu sebenernya apa, seengaknya gue nyoba. Pikir gue pas itu.

Habis dari GBK gue langsung ke travel, di daerah Sarinah. Karena gue nyampe pool travel kecepetan, gue nunggu sambil makan di KFC deket situ. Pas gue mau jalan ke travel, sekitar 6. Ada sms masuk.

Jeng..jengg…

Metro TV.

Gue disuruh ke Metro TV, untuk ikut psikotes, 2 hari lagi. Dengan pertimbangan yang matang biar ngga bolak-balik, gue milih nginep di kos temen. Akhirnya tiket travel gue hangus.

Saat tes tiba, gue pake baju rapi, baju yang sama pas gue ikut jobfair. Gue ngeliat orang yang dateng, pada pake baju yang agak santai. Sebelumnya gue pernah ikut tes media juga selain Metro, gue nangkep kalo tes media emang agak sante ngga terlalu kaku harus pake rok atau flat shoes gtu. Mending lo dateng ke tempat tes setengah jam sebelum tes dimulai, jadi lo bisa lebih sante dan punya banyak kenalan. Jangan sama sekali kaku sama orang baru. Nantinya lo bakal nanya-nanya masalah pengemuman ke dia. Bila perlu langsung minta kontak.

Jam 8.30 pas, kita disuruh ke ruangan tes. Waktu itu ada sekitar 50 orang yang ikut psikotes. Setelah diruangan, kita disuruh ngisi form dan absensi. Nah di form itu gue tulislah MMDP jadi pilihan pertama dan JDP jadi pilihan kedua. Yang gue tau waktu itu cuma dua program itu.

Tes Psikotest
Di masing-masing perusahaan biasanya beda tahap seleksi rekrutmennya. Di Metro TV, tahap awal seleksi yaitu Psikotest. Apa aja sih psikotesnya?

1. Tes Logika Penalaran
Tes ini terdiri dari deret bentuk gambar.  Katanya dalam tes ini yang diukur kemampuan memahami pola-pola atau kecenderungan tertentu. Kemaren gue itu dikasi waktu yang amat sangat singkat, jadi butuh konsentrasi sama ketelitian. Kalo lo susah mikir apa deret selanjutnya, mending lo lewatin biar ngga ke habisan waktu buat jawab soal selanjutnya. Intinya jangan buang-buang waktu.


 Sumber: google.com

2. Tes Kraepelin/Pauli
Kalo gue sih bilangnya ini tes koran. Soalnya bentuknya kayak halaman koran. Jadi ada banyak angka berderet dari atas ke bawah, dalam bentuk-bentuk lajur. Nah, kita diminta jumlahin angka di satu deret, kemudian nulis hasil penjumlahan tepat diantara dua angka yang kita jumlahin. Nanti tiap deretnya atau lajurnya kita bakal dikasi waktu untuk menjumlah. Gue sih kemaren memulai penjumlahannya dari bawah ke atas. Soalnya ada juga yang jumlah dari atas ke bawah. Ngga ngerti sih bedanya apa, tapi cara jawabnya sama. Untuk tiap lajur, waktunya sama, misalnya 1 menit. Gue sebelum di Metro, pernah ikut psikotes di media cetak nasional, pas itu gue belum tau cara jawab yang bener. Jadi dari awal gue udah antusias banget ngejawab soal ini, soalnya gue ngrasa ada kemampuan lebih di penjumlahan. Tapi setelah psikotes disana gue ngga lolos. Tes ini bukan satunya-satunya faktor penentu sih, tapi cukup dipertimbangkan.

Dari hasil searchingan gue di internet, akhirnya gue paham jawab tes koran ini ngga Cuma butuh kecepatan. Tapi stabilisasi. Hahhaa. Jadi angka yang udah kalian jumlahin tiap lajurnya dianjurkan stabil alias satu kolom dengan kolom yang lain ngga terlalu jauh beda jaraknya. Soalnya di awal elo pasti cepet kan ngerjainnya masih ada banyak tenaga, dan mendekati akhir kalian pasti kecapean dan makin sedikit angka yang di jumlah. Padahal dalam tes ini yang menjadi penilaian penting adalah kemampuan mengendalikan emosi dan bisa bekerja di bawah tekanan. Kebayangkan kalo hasil tes kalian grafiknya itu naik turun tiap lajurnya.

 Sumber: google.com

3. Tes Wartegg
Tes ini itu, tes yang paling unik menurut gue. Kenapa? Karena kita dikasi selembar kertas yang udah ada 8 kolom berisi bentuk-bentuk gambar tertentu, kayak titik, garis melengkung, garis lurus, ada kayak kurva juga. Nah dari gambar yang udah ada itu, kita diinstruksikan meneruskan gambar. Terus, untuk urutan gambar kita dibolehkan ngacak. Nanti setelah kita selesai gambar, ditulis keterangan gambar mana yang paling disukai, tidak disukai, paling mudah dan paling susah. Paham kan?

Dari tips-tips yang uda gue baca di internet, urutan gambar boleh acak tapi disarankan ngga terlalu acak. Misal, dimulai dari kolom, 1,2,3,4 dilanjut nomer 8,7,6,5. Kalo kalian gambarnya urut banget, kita dinilai orang yang kaku. Terlalu konservatif. Nah kebalikannya kalo gambar kita acak banget, kita dinilai orang yang terlalu kreatif.

Dari tes ini, bisa diliat karakter sesorang, misalnya kemauan, tekad, kelincahan, kemampuan beradaptasi, menyelesaikan maslah, kebijaksanaan, dan lain-lain. Ini beberapa hasil pencarian gue di internet mengenai  maksud tiap-tiap bentuk di kotak tes wartegg.

 Sumber: google.com

Kotak 1: titik hitam menunjukan kelincahan. Disarankan untuk menggambar makhluk hidup kayak serangga, laba-laba atau kupu-kupu.

Kotak 2: berbentuk s terbalik, yang menggambarkan kebebasan. Disarankan untuk menggambar burung terbang.

Kotak 3: ada tiga garis lurus yang berbeda tinggi, menggambarkan kemauan dan tekad untuk selalu memperbaiki diri. Disarankan untuk menggambar pagar, tiang listrik atau tangga.

Kotak 4: kotak hitam kecil di sudut kanan atas, menunjukan pribadi yang kokoh. Disarankan untuk menggambar bangunan atau konstruksi beton yang menunjukkan kekuatan.

Kotak 5: dua garis di sudut kiri bawah, menggambarkan ketepatan memecahkan masalah. Disarankan menggambar objek yang memliki kecepatan dan ketepatan, seperti balap motor atau mobil.

Kotak 6: dua garis membentuk segi empat, menunjukan kesederhanaan tapi tetap menyuguhkan realitas. Disarankan menggambar kamera, televisi atau komputer.

Kotak 7: titik kurva menunjukan garis yang diproses secara sembarang, harus diperlakukan secara hati-hati. Disarankan menggambar ulat, ular atau lain-lain.

Kotak 8: garis melengkung menunjukan kebesaran dan kebijaksanaan. Disarankan menggambar makhluk hidup yang besar dan menunjukkan kewibawaan, seperti gajah.

Sebenernya, saran-saran tadi tergantung pertimbangan kalian. Soalnya, semakin kreatif gambar yang kalian buat di kolom kotak, katanya semakin tinggi skor yang diperoleh. Gitu.

4. Draw A Man Test (DAM)
Dalam tes ini, kita disuruh menggambar seseorang, kemudian mendeskripsikan usia, nama, jenis kelamin dan kegiatan orang tersebut. Katanya sih, tes ini digunakan untuk mengukur tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja.

Disarankan untuk menggambar orang secara utuh, mulai dari ujung kepala sampe kaki. Termasuk detail muka kayak hidung, mulut sama telinga. Dan gambar orang tersebut, sedang melakukan aktifitas. Misalnya pedagang, nelayan, petani atau lain-lain.

5. Menggambar Pohon
Di tes ini kita disuruh menggambar sebuah pohon, dengan kriteria: berkambium, bercabang dan berbuah. Dan ngga dibolehin gambar phpn bambu, pisang, sama jenis rumput-rumputan.

Gue sendiri ngga pinter gambar, tapi dari yang gue baca yang dinilai itu bukan bagus ngganya gambar yang kita bikin, tapi ketepatan pemilihan pohon yang kita gambar. Kan banyak tuh syarat gambarnya, ngga boleh ini itu. Ditambah kita disarankan gambar detail setiap komponen pohon. Misalnya bentuk daun, batang, akar bahkan alur pohon. Bahkan penambahan rumput, atau tumbuhan liar di pohon yang kita gambar ada artinya. Nah kalo itu gue kurang paham. hehe

6. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)
EPPS ini terdiri dari pilihan jawaban yang paling mencermikan siapa kita. Katanya, tes ini dipake mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan, dan motif seseorang. Yang kurang paham, misalnya tes nya kayak gini:
A. Saya suka memuji orang yang saya kagumi
B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa yang saya kehendaki

Dari dua pernyataan itu, kita disuruh pilih salah satu yang mana sangat mencerminkan diri kita. Dan kalo ngga ada dari pernyataan yang sesuai dengan diri kita, kita tetep disuruh pilih jawaban yang paling mendekati.

Kalo tes ini mah, yang dibutuhin menurut gue cuma kejujuran aja. Biar nantinya hrd bisa ngeliat elo itu orangnya kayak gimana. Jangan mencoba menjadi orang lain atau biar jawaban lo terlihat bagus. Soalnya balik lagi ke masing-masing perushaan pengen cari orang yang seperti apa. Kan tiap divisi atau pekerjaan yang kita ambil butuh karakter yang beda-beda kan.


Oke, buat seleksi tahap 1 Production Develompment Program (PDP) di Metro TV gue cukupkan dulu. Semoga bisa membantu. Dan gue sambung lagi nanti di part berikutnya. J

No comments:

Post a Comment