Selama kurang lebih 2 bulan
nganggur, setelah sidang akademik, akhirnya gue keterima di salah satu stasiun
televisi nasional. Semenjak masuk kuliah dan milih konsentrasi broadcasting, gue udah pengen bisa kerja
di TV. Di tambah tugas-tugas kuliah yang mempersiapkan gu (dan mahasiswa lain)
buat siap kerja di media. Dan tepat tanggal 2 November 2015, gue mulai kerja di
Metro TV.
Sebelum gue masuk dan jadi
karyawan resmi, gue ikut beberapa tahap seleksi yang lumayan merepotkan, karena
gue harus bolak-balik Bandung-Jakarta. Tapi itu ngga sia-sia, karena akhirnya
gue keterima. Selama masa seleksi itu, gue nyoba browsing soal tahap-tahap
seleksi di Metro TV. Baca-baca blog orang yang dikit banget referensinya.
Padahal sharing pengelaman di blog
lumayan membantu persiapan sebelum kita ikut seleksi nyari kerja. Nah sekarang,
karena kemaren gue terbantu dengan pengalaman orang yang ditulis di blog, walau
cuma sedikit, gue mau bagi cerita bagaimana proses dan tahap-tahap seleksi
‘Production Development Program (PDP)’ di Metro TV.
Apa sih PDP itu?
PDP atau Production Development
Program adalah suatu program yang dipersiapkan untuk mendidik karyawan baru di
bidang atau divisi produksi. Program ini itu setara dengan Management Training di
perusahaan biasa, cuma istilahnya beda. Fokus PDP ini adalah keahlian di bidang
memproduksi sebuah program televisi. Ya, diharapkan nantinya pelamar yang
terpilih program ini adalah calon-calon produser di masa depan. Yang lolos
program PDP ini memang dipersiapkan oleh Metro TV menjadi seorang produser.
Maka dari itu bekal ilmu sebelum terjung langsung sangat diperlukan.
Kenapa harus ada pelatihan dulu, ngga langsung kerja?
Jadi untuk tahap seleksi di Metro
TV, apabila ingin langsung jadi karyawan dengan masa kontrak 1 tahun, bukan
Development Program namanya, tapi jalur
reguler. Kenapa dibedakan, itu tergantung kebutuhan perusahaan. Kalo di PDP
ini, kita dilatih biar bisa multitasking. Karena menurut Metro, banyak produser
yang berasal dari satu bidang. Jadi saat dia jadi pimpinan, dia ngga paham
bidang lain. Fungsi pelatihan atau training
ini adalah agar karyawan tau semua bidang tugas saat jadi produser nanti.
Gimana sih proses masuknya?
Jadi gini,
Gue awalnya ikut jobfair yang ada di Gelora Bung Karno (GBK) karena
sebelumnya gue dapet info kalo disana banyak perusahaan media yang buka stand.
Kalo mau ikut jobfair saran gue,
jangan asal ikut. Lumayan kan duit buat bayar, cari dulu perusahaan apa bakal
dateng kesitu. Jika menurut lo ngga ada perusahaan yang lo mau, mending ngga
usah ikut. Jangan terlalu memaksa, kecuali kalo lo emang mau sekedar
nyoba-nyoba aja. Mending lo masukin lamaran yang banyak via lowongan online,
kan banyak tuh kayak job street atau
yang lain. Soalnya temen gue juga ada yang kepanggil dari situ. Semakin banyak
lo masukin, semakin besar peluang lo. Cuma kemaren, gue kurang beruntung.
Karena lamaran gue via online ngga ada yang dipanggil.
Nah, pas di GBK gue kumpulin CV
ke stand Metro TV. Gue sertain juga,
rekap nilai, foto sama fotokopi KTP. Gue belum wisuda, jadi belum dapet ijazah.
Bawa itu aja cukup kok. Gue masukin juga tuh ke media lain, kayak RCTI, MNC,
SCTV dan lain-lain. Setelah gue rasa semua perusahaan yang gue cari udah gue
masukin, pulang lah gue. Itu udah sore dan gue mau langsung ke Bandung. Nekad
sih gue ikut jobfair ke Jakarta
sendiri. Gue juga udah biasa ngurus apa-apa sendiri. Hehhe. Oya, saran gue,
soal CV, mending lo buat yang paling menarik dan kreatif. Bagusnya cuma satu halaman
aja. Ringkas dan padat, ngga usah bertele. Kenapa? Pihak HRD juga bisa cepet
nangkep siapa elu dari apa yang ada di CV lo, gitu.
Di stand Metro TV, cuma ada
lowongan buat Journalist Development Program (JDP) sama Metro TV Management
Development Program (MMDP). Gue pengen banget daftar JDP, tapi syaratnya tinggi
banget. Gue harus punya skor toefl diatas 550 sama jelas penampilan yang
menarik. Karena dua itu ngga terpenuhi gue nulis lah MMDP. Padahal gue ngga tau
itu sebenernya apa, seengaknya gue nyoba. Pikir gue pas itu.
Habis dari GBK gue langsung ke
travel, di daerah Sarinah. Karena gue nyampe pool travel kecepetan, gue nunggu
sambil makan di KFC deket situ. Pas gue mau jalan ke travel, sekitar 6. Ada sms
masuk.
Jeng..jengg…
Metro TV.
Gue disuruh ke Metro TV, untuk
ikut psikotes, 2 hari lagi. Dengan pertimbangan yang matang biar ngga
bolak-balik, gue milih nginep di kos temen. Akhirnya tiket travel gue hangus.
Saat tes tiba, gue pake baju
rapi, baju yang sama pas gue ikut jobfair.
Gue ngeliat orang yang dateng, pada pake baju yang agak santai. Sebelumnya gue
pernah ikut tes media juga selain Metro, gue nangkep kalo tes media emang agak
sante ngga terlalu kaku harus pake rok atau flat
shoes gtu. Mending lo dateng ke tempat tes setengah jam sebelum tes dimulai,
jadi lo bisa lebih sante dan punya banyak kenalan. Jangan sama sekali kaku sama
orang baru. Nantinya lo bakal nanya-nanya masalah pengemuman ke dia. Bila perlu
langsung minta kontak.
Jam 8.30 pas, kita disuruh ke
ruangan tes. Waktu itu ada sekitar 50 orang yang ikut psikotes. Setelah
diruangan, kita disuruh ngisi form dan absensi. Nah di form itu gue tulislah
MMDP jadi pilihan pertama dan JDP jadi pilihan kedua. Yang gue tau waktu itu
cuma dua program itu.
Tes Psikotest
Di masing-masing perusahaan
biasanya beda tahap seleksi rekrutmennya. Di Metro TV, tahap awal seleksi yaitu
Psikotest. Apa aja sih psikotesnya?
1. Tes Logika Penalaran
Tes ini terdiri dari deret bentuk
gambar. Katanya dalam tes ini yang
diukur kemampuan memahami pola-pola atau kecenderungan tertentu. Kemaren gue
itu dikasi waktu yang amat sangat singkat, jadi butuh konsentrasi sama
ketelitian. Kalo lo susah mikir apa deret selanjutnya, mending lo lewatin biar
ngga ke habisan waktu buat jawab soal selanjutnya. Intinya jangan buang-buang
waktu.
2. Tes Kraepelin/Pauli
Kalo gue sih bilangnya ini tes
koran. Soalnya bentuknya kayak halaman koran. Jadi ada banyak angka berderet
dari atas ke bawah, dalam bentuk-bentuk lajur. Nah, kita diminta jumlahin angka
di satu deret, kemudian nulis hasil penjumlahan tepat diantara dua angka yang kita
jumlahin. Nanti tiap deretnya atau lajurnya kita bakal dikasi waktu untuk
menjumlah. Gue sih kemaren memulai penjumlahannya dari bawah ke atas. Soalnya ada
juga yang jumlah dari atas ke bawah. Ngga ngerti sih bedanya apa, tapi cara
jawabnya sama. Untuk tiap lajur, waktunya sama, misalnya 1 menit. Gue sebelum
di Metro, pernah ikut psikotes di media cetak nasional, pas itu gue belum tau
cara jawab yang bener. Jadi dari awal gue udah antusias banget ngejawab soal
ini, soalnya gue ngrasa ada kemampuan lebih di penjumlahan. Tapi setelah
psikotes disana gue ngga lolos. Tes ini bukan satunya-satunya faktor penentu
sih, tapi cukup dipertimbangkan.
Dari hasil searchingan gue di
internet, akhirnya gue paham jawab tes koran ini ngga Cuma butuh kecepatan. Tapi
stabilisasi. Hahhaa. Jadi angka yang udah kalian jumlahin tiap lajurnya
dianjurkan stabil alias satu kolom dengan kolom yang lain ngga terlalu jauh
beda jaraknya. Soalnya di awal elo pasti cepet kan ngerjainnya masih ada banyak
tenaga, dan mendekati akhir kalian pasti kecapean dan makin sedikit angka yang
di jumlah. Padahal dalam tes ini yang menjadi penilaian penting adalah
kemampuan mengendalikan emosi dan bisa bekerja di bawah tekanan. Kebayangkan
kalo hasil tes kalian grafiknya itu naik turun tiap lajurnya.
3. Tes Wartegg
Tes ini itu, tes yang paling unik
menurut gue. Kenapa? Karena kita dikasi selembar kertas yang udah ada 8 kolom
berisi bentuk-bentuk gambar tertentu, kayak titik, garis melengkung, garis lurus,
ada kayak kurva juga. Nah dari gambar yang udah ada itu, kita diinstruksikan
meneruskan gambar. Terus, untuk urutan gambar kita dibolehkan ngacak. Nanti setelah
kita selesai gambar, ditulis keterangan gambar mana yang paling disukai, tidak
disukai, paling mudah dan paling susah. Paham kan?
Dari tips-tips yang uda gue baca
di internet, urutan gambar boleh acak tapi disarankan ngga terlalu acak. Misal,
dimulai dari kolom, 1,2,3,4 dilanjut nomer 8,7,6,5. Kalo kalian gambarnya urut
banget, kita dinilai orang yang kaku. Terlalu konservatif. Nah kebalikannya
kalo gambar kita acak banget, kita dinilai orang yang terlalu kreatif.
Dari tes ini, bisa diliat
karakter sesorang, misalnya kemauan, tekad, kelincahan, kemampuan beradaptasi,
menyelesaikan maslah, kebijaksanaan, dan lain-lain. Ini beberapa hasil
pencarian gue di internet mengenai
maksud tiap-tiap bentuk di kotak tes wartegg.
Sumber: google.com
Kotak 1: titik hitam menunjukan
kelincahan. Disarankan untuk menggambar makhluk hidup kayak serangga, laba-laba
atau kupu-kupu.
Kotak 2: berbentuk s terbalik,
yang menggambarkan kebebasan. Disarankan untuk menggambar burung terbang.
Kotak 3: ada tiga garis lurus
yang berbeda tinggi, menggambarkan kemauan dan tekad untuk selalu memperbaiki diri.
Disarankan untuk menggambar pagar, tiang listrik atau tangga.
Kotak 4: kotak hitam kecil di
sudut kanan atas, menunjukan pribadi yang kokoh. Disarankan untuk menggambar
bangunan atau konstruksi beton yang menunjukkan kekuatan.
Kotak 5: dua garis di sudut kiri
bawah, menggambarkan ketepatan memecahkan masalah. Disarankan menggambar objek
yang memliki kecepatan dan ketepatan, seperti balap motor atau mobil.
Kotak 6: dua garis membentuk segi
empat, menunjukan kesederhanaan tapi tetap menyuguhkan realitas. Disarankan menggambar
kamera, televisi atau komputer.
Kotak 7: titik kurva menunjukan
garis yang diproses secara sembarang, harus diperlakukan secara hati-hati. Disarankan
menggambar ulat, ular atau lain-lain.
Kotak 8: garis melengkung
menunjukan kebesaran dan kebijaksanaan. Disarankan menggambar makhluk hidup
yang besar dan menunjukkan kewibawaan, seperti gajah.
Sebenernya, saran-saran tadi
tergantung pertimbangan kalian. Soalnya, semakin kreatif gambar yang kalian
buat di kolom kotak, katanya semakin tinggi skor yang diperoleh. Gitu.
4. Draw A Man Test (DAM)
Dalam tes ini, kita disuruh
menggambar seseorang, kemudian mendeskripsikan usia, nama, jenis kelamin dan
kegiatan orang tersebut. Katanya sih, tes ini digunakan untuk mengukur tanggung
jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja.
Disarankan untuk menggambar orang
secara utuh, mulai dari ujung kepala sampe kaki. Termasuk detail muka kayak
hidung, mulut sama telinga. Dan gambar orang tersebut, sedang melakukan
aktifitas. Misalnya pedagang, nelayan, petani atau lain-lain.
5. Menggambar Pohon
Di tes ini kita disuruh
menggambar sebuah pohon, dengan kriteria: berkambium, bercabang dan berbuah. Dan
ngga dibolehin gambar phpn bambu, pisang, sama jenis rumput-rumputan.
Gue sendiri ngga pinter gambar,
tapi dari yang gue baca yang dinilai itu bukan bagus ngganya gambar yang kita
bikin, tapi ketepatan pemilihan pohon yang kita gambar. Kan banyak tuh syarat
gambarnya, ngga boleh ini itu. Ditambah kita disarankan gambar detail setiap
komponen pohon. Misalnya bentuk daun, batang, akar bahkan alur pohon. Bahkan penambahan
rumput, atau tumbuhan liar di pohon yang kita gambar ada artinya. Nah kalo itu
gue kurang paham. hehe
6. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)
EPPS ini terdiri dari pilihan
jawaban yang paling mencermikan siapa kita. Katanya, tes ini dipake mengetahui
seberapa besar motivasi, kebutuhan, dan motif seseorang. Yang kurang paham,
misalnya tes nya kayak gini:
A. Saya
suka memuji orang yang saya kagumi
B. Saya
ingin merasa bebas untuk melakukan apa yang saya kehendaki
Dari dua pernyataan itu, kita
disuruh pilih salah satu yang mana sangat mencerminkan diri kita. Dan kalo ngga
ada dari pernyataan yang sesuai dengan diri kita, kita tetep disuruh pilih
jawaban yang paling mendekati.
Kalo tes ini mah, yang dibutuhin
menurut gue cuma kejujuran aja. Biar nantinya hrd bisa ngeliat elo itu orangnya
kayak gimana. Jangan mencoba menjadi orang lain atau biar jawaban lo terlihat
bagus. Soalnya balik lagi ke masing-masing perushaan pengen cari orang yang
seperti apa. Kan tiap divisi atau pekerjaan yang kita ambil butuh karakter yang
beda-beda kan.
Oke, buat seleksi tahap 1
Production Develompment Program (PDP) di Metro TV gue cukupkan dulu. Semoga bisa
membantu. Dan gue sambung lagi nanti di part berikutnya. J
No comments:
Post a Comment