Film-film
yang masuk nominasi Golden Globe, gue catet, dan masuk dalam list film yang
harus ditonton. Gimana pun bentuk filmnya.
Dan,
baru aja gue nonton Call Me by Your Name.
(sumber: google)
Berlatar
tahun 1980an, Oliver (Armie Hammer) seorang ilmuwan muda asal Amerika, yang cerdas, ramah
dan rupawan, diundang ke sebuah rumah di tepi danau di Italia oleh seorang
Profesor, untuk melaksanakan penelitian.
Bukan
tugas berat. Karena dia memiliki banyak waktu untuk menikmati musim panas..
bersama Elio (Timothée Chalamet). Elio menjadi pemandu tamu, yang mengharuskan
dia menghabiskan banyak waktu bersama Oliver.
(sumber: google)
Gue
sama sekali belum tahu soal film. Sengaja ngga baca reviewnya lebih dulu. Sama
sekali ngga tau, catat! Karena mungkin akan beda rasanya, jika kalian sudah tau
latar belakang film.
Gue
sangat menyadari betul (dengan ketidakketahuan itu) ada beberapa kode-kode yang
kerap kedua tokoh perlihatkan, sehingga gue mengarah pada sebuah asumsi.
Menurut gue, akan jadi berbeda kalo lo udah tahu latar belakang film.
Ada
tingkat keakraban secara seksama, yang dibangun dalam hubungan karakternya.
Cinta tidak datang secara sengaja, namun perlahan.
Ini
film yang ‘malas’ menurut gue, alurnya sangat lambat. Bahkan kemana-mana. Hanya saja sangat natural. Bagaimana anak
umur 17 tahun, yang hanya puas menghabiskan waktu dengan membaca buku dan
menulis not musik. Ketika ditanya oleh Oliver, apa yang dilakukan saat musim
panas, Elio menjawab spontan, menunggu musim panas berakhir.
Ini
menurut gue bisa dibilang film pencarian jati diri. Bagaimana Elio menemukan
sesuatu yang berbeda dalam dirinya, dan ngga tau harus berbuat apa. Untungnya
Elio hidup dalam keluarga yang kooperatif. Mungkin condong ke liberal. Keluarga
tidak menjadi beban dalam cerita. Bahkan jika boleh dibilang, cerita
lurus-lurus aja. Titik beratnya justru, pada perbedaan yang telah diterima dari
awal sampe akhir.
Luca
Guadagnino, sutradra, detail melihat karakter dan dialog. Sehingga meski
panjang, susah untuk diabaikan.
Elio,
Oliver, Michael Stuhlbarg yang berperan sebagai ayah Elio, bermain sangat apik.
Menjadikan, cerita makin kuat. Ending shoot, film ini sangat menyentuh. Ditambah latar musik yang aduhai. Sangat
emosional.
Sebuah
film yang membuat penonton merindukan cinta yang pernah menyakitinya. Call Me by Your Name, mengajarkan kepada kita
bahwa ada makna mendalam di dunia yang layak untuk diperhatikan.
Berkali-kali
Oliver mengatakan ‘later’ yang mengisyaratkan akhir. Atau gue menyimpulkan
secara sok tau, kalo cinta yang besar tidak perlu nyata.
Film
ini ngga cocok buat yang lemah mental, apalagi berpikiran sempit dan tertutup.
7/10,
Call Me by Your Name.