Setelah menahan beberapa bulan, akhirnya gue menyerah. Gue ngga bisa melewatkan untuk tidak me-review film Train to Busan. Film ini terlalu bagus jika harus dilewatkan dalam bentuk tulisan dan dibagi kepada semua penonton, ngga melulu mereka yang fanatik sama film Korea.
Oke, gue mulai.
Gue kenal Drama Korea sejak kelas 5 SD, dan mulai benar-benar suka tahun kedua kuliah. Semua waktu luang yang ada, gue habiskan untuk nontonin oppa-oppa ganteng, termasuk tingkah konyol mereka di variety show. Kenapa gue suka Korea? Ini ngga cuma soal wajah cakep hasil oplasan. Tapi memang cerita mereka yang orisinil dan beda sama drama atau series lain. Termasuk sinetron Indonesia. Yeah, sinetron yang bisa tayang seumur hidup sampe season tak terhingga. Tapi Train to Busan, menurut gue, tanpa melebihkan-lebihkan ke-keren-an aksi Gong Yoo, dari segi cerita, visual, pesan dan porsi drama yang tidak berlebihan memang harus menerima pujian. Bahkan, dunia hollywood sana mau memproduksi ulang film ini, tapi tentunya dengan kondisi yang disesuakan. Dengan capaian jumlah penonton hingga 10 juta, di minggu kedua penayangannya jauh diatas Warkop DKI Reborn, elo masih mau gengsi nonton Film Korea?
Train to Busan, sebuah film bergenre action, suspense, thriller yang disutradarai oleh Yeon Sang-Ho juga sekaligus sebagai penulis naskah bersama Park Joo-Suk. Seperti yang udah gue bilang tadi, Train to Busan dibintangi oleh aktor populer Gong-Yoo. Ngga main-main film ini diputar pertama kali di Festival Film Cannes 2016 lalu, serta meraih penghargaan di the 20th Fantasia International Film Festival.
Film ini bercerita tentang seorang anak bernama Soon An (Kim So Ahn) yang ikut bertemu ibunya di Busan. Ayah Soon An - Seok Wok (Gong Yoo) memiliki masalah dengan istrinya yang membuat ia tinggal terpisah. Masalah muncul ketika Gong Yoo dan Soon An yang berada dalam kereta menuju Busan dengan penumpang lain, harus menerima kenyataan bahwa ada seorang penumpang yang telah terjangkit virus aneh dan berbahaya masuk ke dalam kereta. Virus itu yang membuat ia menjadi zombi lalu memangsa penumpang lainnya.
Ada banyak sekali adegan berbahaya, tragis, bahkan dramatis di dalam kereta. Bahkan saking banyaknya gue ngga bisa sebut satu-satu. bagaimana aksi heroik Sang Hwa (Ma Dong Seok) yang harus merelekan dirinya digigit dan terinfeksi demi menyelamatkan penumpang yang lain, sementara sang istri sedang hamil tua. Bagaimana adegan dramatis Young Gook (Choi Woo Sik) yang harus akhirnya juga harus menjadi zombie karena orang yang ia cintai terinfeksi. Dan tentu saja masih banyak lagi.
Gue pernah sesekali nonton film zombie versi barat tapi ngga semenyentuh ini. Apa ya, emosianal penonton bener-bener diaduk dalam setiap adegannya. Alurnya pas menurut gue, diawal kita disuguhkan hiburan dari beberapa candaan anak SMA, hingga di tengah film penononton bahkan tidak dibiarkan bernafas saat mereka menembus lorong demi lorong untuk menyelamatkan orang yang mereka kasihi. Bahkan sampai akhir film pun, saya yakin anda akan dibuat menangis. Walau gue sendiri ngga nangis, karena terlalu gengsi untuk mengeluarkan air mata diantara riuh orang bisokop. Haha.
Film ini menyuratkan kasih sayang ayah kepada anak perempuannya, bagaimana dia harus membayar waktu yang selama ini ia gunakan untuk bekerja. Action, thriller, drama lengkap ada dalam film ini. Inilah berbedaan budaya ketika film digarap. Mungkin jika orang barat membuat film zombie, tidak akan ada kisah dramatis seperti orang timur. Sentuhan-sentuhan keluarga, 'rasa', dan banyak kata yang tidak bisa diungkapkan, ada dalam film ini. Ditambah visual yang begitu ciamik.
Bahkan setelah keluar dari bioskop gue parno kalo-kalo disamping gue ada zombie yang siap gigit. Lebay sih, tapi apa mau dikata. Hahaha. Dan gue searching, dulu keberadaan zombie itu dikatakan pernah ada dibelahan bumi mana gue lupa. Mereka adalah orang mati yang kemudian bangkit lalu menyebarkan virus berbahaya.
Yang kurang dalam film ini cuma satu, kenapa pemeran utama harus mati di akhir. Terlalu sayang...Huft.
Setelah lo nonton film ini, cepat ambil hp dan hubungi keluarga lo lalu katakan, kalo kalian sayang mereka. Ini memang terlalu bodoh. Tapi gue cukup yakin, seberapa banyak waktu yang tidak mereka habiskan untuk elo tapi bekerja, adalah demi lo juga. Ngga sedikit orang tua atau bahkan anak, gengsi berucap sayang.
Oke gue kasi dua jempol untuk Train to Busan, dan rating 9/10. Daebak!
eh kabarnya, akan ada sequel dari fim ini yang akan diperankan oleh Kim Jong Ki. Tapi gue rasa ngga akan sebagus yang pertama. Yoih, tungguin aja.
No comments:
Post a Comment