Saturday, November 29, 2014

Budaya Bali Rasa Sunda

DIES NATALIS XXII UKM BALI UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

Hidup dan tinggal di negeri Sunda tak menghalangi kreativitas mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Bali Widyacana Murti Universitas Telkom untuk merayakan 22 tahun usianya dalam pagelaran Sendratari Lebur Kangsa.

Tepat tanggal 17 Mei 2014 UKM Kesenian Bali Widyacana Murti melaksanakan puncak acara Dies Natalis XXII-nya di Gedung Serbaguna Fakultas Teknik Universitas Telkom Bandung. Acara yang dimulai pukul 19.00 waktu setempat berhasil mendatangkan lebih dari 1000 penonton. Mereka adalah mahasiswa dari berbagai universitas di Bandung yang tertarik dengan Budaya Bali.

Dies Natalis kali ini mengusung tema “Janardhana” yang berarti penyelamatan umat manusia. Tema inilah yang menjadi dasar sendratari Lebur Kangsa yang menceritakan Kematian Raja Kangsa di tangan Krisna.

Sebelumnya, rangkaian Dies Natalis XXII ini dibuka dengan pawai di sekitaran Car Free Day Dago pada 6 April 2014 lalu. Dalam pra event ini menampilkan Gebug Ende, yaitu tradisi perang rotan di Desa Seraya Karangasem Bali. Selain Gebug Ende ditampilkan juga Bleganjur, Musik Kontemporer dan Genjek lengkap dengan Jogednya. Genjek adalah sebuah paduan antara tarian dan nyanyian yang menceritakan kebiasan orang Bali yang suka berkumpul. Dalam nyanyian yang mereka lontarkan ini sering kali mengejek, atau mengkritik satu sama lain.

Selanjutnya pada pra event kedua, Dies Natalis XXII menampilkan Tarian Kolosal Kecak bertempat di Danau Universitas Telkom Bandung tepatnya tanggal 13 Mei 2014. Pagelaran kecak ini juga menampilkan Tarian Sanghyang Jaran, yaitu Tarian yang dibawakan secara tidak sadar lalu penari menari diatas api. Di Bali tarian ini biasanya dilakukan saat upacara keagamaan sehingga sangat sakral dan memiliki fungsi untuk mengusir wabah penyakit. Ditengah-tengah penampilan kecak, dipentaskan pula sendratari mini yang nanti ceritanya akan dilanjutkan dalam peak event.
Pada saat puncak acara, dekorasi dibuat semirip mungkin dengan beberapa tempat di Bali agar orang-orang merasakan atmosfer Bali walau sedang berada di Bandung. Beberapa tari tradisional juga dipentaskan seperti, Tari Puspawresti, Sekar Ibing dan Garuda Wisnu.

Dalam sendratari Lebur Kangsa dikisahkan Raja Kangsa yang sering berbuat onar di masyarakat, yaitu dengan menyebarkan wabah penyakit. Merasa rakyatnya sengsara, Baladewa kakak dari Krisna pun melawan Kangsa. Namun dengan kekuatannya yang besar, ia akhirnya kalah. Peperangan dilanjutkan oleh Krisna yang berujung kematian Raja Kangsa dengan Cakra milik Krisna. Pesan moral yang ingin disampaikan, yaitu kebenaran akan selalu menang pada akhirnya.


Kesuksesan acara dapat dilihat dari antusiasme pononton yang tidak bangkit dari kursinya hingga acara selesai. Mereka juga sibuk berfoto dengan penari saat acara usai. Tujuan dari rangkaian Dies Natalis XXII ini selain merayakan bertambahnya usia UKM Kesenian Bali adalah untuk mengasah kreativitas mahasiswa khususnya anggota UKM serta memperlihatkan bahwa kita bisa eksis walau berada di negeri orang. (IMA)

No comments:

Post a Comment