DIES NATALIS XXII UKM
BALI UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG
Hidup
dan tinggal di negeri Sunda tak menghalangi kreativitas mahasiswa yang
tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Bali Widyacana Murti
Universitas Telkom untuk merayakan 22 tahun usianya dalam pagelaran Sendratari
Lebur Kangsa.
Tepat tanggal 17 Mei 2014 UKM Kesenian
Bali Widyacana Murti melaksanakan puncak acara Dies Natalis XXII-nya di Gedung
Serbaguna Fakultas Teknik Universitas Telkom Bandung. Acara yang dimulai pukul
19.00 waktu setempat berhasil mendatangkan lebih dari 1000 penonton. Mereka
adalah mahasiswa dari berbagai universitas di Bandung yang tertarik dengan
Budaya Bali.
Dies Natalis kali ini mengusung tema
“Janardhana” yang berarti penyelamatan umat manusia. Tema inilah yang menjadi
dasar sendratari Lebur Kangsa yang menceritakan Kematian Raja Kangsa di tangan
Krisna.
Sebelumnya, rangkaian Dies Natalis XXII
ini dibuka dengan pawai di sekitaran Car Free Day Dago pada 6 April 2014 lalu.
Dalam pra event ini menampilkan Gebug Ende, yaitu tradisi perang rotan di Desa
Seraya Karangasem Bali. Selain Gebug Ende ditampilkan juga Bleganjur, Musik
Kontemporer dan Genjek lengkap dengan Jogednya. Genjek adalah sebuah paduan
antara tarian dan nyanyian yang menceritakan kebiasan orang Bali yang suka
berkumpul. Dalam nyanyian yang mereka lontarkan ini sering kali mengejek, atau
mengkritik satu sama lain.
Selanjutnya pada pra event kedua, Dies
Natalis XXII menampilkan Tarian Kolosal Kecak bertempat di Danau Universitas
Telkom Bandung tepatnya tanggal 13 Mei 2014. Pagelaran kecak ini juga
menampilkan Tarian Sanghyang Jaran, yaitu Tarian yang dibawakan secara tidak
sadar lalu penari menari diatas api. Di Bali tarian ini biasanya dilakukan saat
upacara keagamaan sehingga sangat sakral dan memiliki fungsi untuk mengusir
wabah penyakit. Ditengah-tengah penampilan kecak, dipentaskan pula sendratari
mini yang nanti ceritanya akan dilanjutkan dalam peak event.
Pada saat puncak acara, dekorasi dibuat
semirip mungkin dengan beberapa tempat di Bali agar orang-orang merasakan
atmosfer Bali walau sedang berada di Bandung. Beberapa tari tradisional juga
dipentaskan seperti, Tari Puspawresti, Sekar Ibing dan Garuda Wisnu.
Dalam sendratari Lebur Kangsa dikisahkan
Raja Kangsa yang sering berbuat onar di masyarakat, yaitu dengan menyebarkan
wabah penyakit. Merasa rakyatnya sengsara, Baladewa kakak dari Krisna pun
melawan Kangsa. Namun dengan kekuatannya yang besar, ia akhirnya kalah.
Peperangan dilanjutkan oleh Krisna yang berujung kematian Raja Kangsa dengan
Cakra milik Krisna. Pesan moral yang ingin disampaikan, yaitu kebenaran akan
selalu menang pada akhirnya.
Kesuksesan acara dapat dilihat dari
antusiasme pononton yang tidak bangkit dari kursinya hingga acara selesai.
Mereka juga sibuk berfoto dengan penari saat acara usai. Tujuan dari rangkaian
Dies Natalis XXII ini selain merayakan bertambahnya usia UKM Kesenian Bali
adalah untuk mengasah kreativitas mahasiswa khususnya anggota UKM serta
memperlihatkan bahwa kita bisa eksis walau berada di negeri orang. (IMA)
No comments:
Post a Comment