Postingan ini ngingetin gue sama tugas mengarang pas SD kalo udahan
libur semester. ‘Libur ke Rumah Nenek”, “Libur ke Taman Safari’, atau apapun
lah itu. Yang jelas, ini bukan tulisan paksaan buat disetor ke Guru. Haha.
Beberapa hari yang lalu, gue
berkesempatan liputan ke Pulau Sepa, Kawasan Pulau Seribu, Jakarta. Banyak yang
nanya, kenapa sih lo liputan ke pulau, kan yang lo liput seniman gitu prim?
Emang seniman cuma kerja di
studio? Ngga kan! Lah kok jadi galak, haha.
Jadi simple-nya, Teguh Ostenrik, seniman yang gue liput menginisiasi
pembuatan instalasi bawah laut, untuk nantinya ditanami terumbu karang.
‘berkesenian itu, harus melibatkan orang banyak, dan memiliki manfaat’ kata
belio (tunggu tulisan gue tentang Teguh Ostenrik, ya!). Atas dasar itulah gue
ikut ke Pulau Sepa. Sambil menyelam minum air, sambil kerja gue sekalian
berwisata. Yeay!
Pulau Sepa, Kepulauan Seribu.
Pulau Sepa terletak di gugusan
pulau seribu, Jakarta. Menurut sumber yang gue baca, jaraknya sekitar 65
kilometer dari Pantai Marina, Ancol. Pulau ini dikelola oleh PT Sepa Paradise, dengan
pasir pantai berwarna putih, bibir pantai langsung menjorok ke tengah laut, dan
pantai yang belum diblok oleh tanggul pencegah abrasi. Dari Wikipedia juga
dituliskan, bahwa julukan pulau ini adalah "The Paradise for Diver in
Jakarta".
Pulau Sepa sering dijadikan
tempat latihan menyelam bagi penyelam scuba pemula untuk mendapat sertifikat
atau license Open Water dari PADI. Selain menyelam, Pulau Sepa juga dikenal
sebagai tempat yang ideal untuk berenang, snorkeling, atau memancing. Saat
berada disana, kalian akan melihat banyak nelayan yang sedang mencari ikan di
sekitaran pulau, menggunakan perahu tradisional.
(Dermaga 19, Pantai Marina, Ancol)
Cara ke Pulau Sepa?
Nah, untuk mencapai Pulau Sepa,
kemarin gue berangkat dari Pantai Marina, Ancol, dengan menggunakan Boat yang
mampu menampung sekitar 20-30 orang penumpang. Jarak yang kami tempuh sekitar 2
jam perjalanan. 15 menit awal kalian akan menikmati sensasi naik boat diatas
air laut, setelahnya kalian akan ngantuk dan tidur. Kapal biasanya berangkat
jam 7 atau 8 pagi.
Menurut info yang gue dapet,
selain menggunakan Boat dari Pantai Marina, kita juga bisa berangkat dari
Pelabuhan Muara Angke. Cuma, tidak semua kapal di Muara Angke ‘mau’ berlabuh di
Pulau Sepa. Itu bisa tergantung jumlah penumpang yang ingin diberangkatkan. Dan
sistemnya sendiri kalo gue ibaratkan kayak angkot. Jadi Penumpang dianter ke
Pulau Pramuka, atau Pulau Harapan, atau ke pulau apa itu, baru ke Sepa. Tergantung
letak pulau yang dituju.
Ada apa aja sih di Pulau Sepa?
Kalo gue bilang, Pulau Sepa ngga terlalu
luas. Ngga ada penduduk, hanya resort yang disediakan untuk wisatawan. Resort
cukup menarik, dengan cottage kayu, kayak rumah panggung. Ada juga kamar biasa
(lebih keliatan kayak kamar kosan) yang harganya lebih terjangkau. Sayangnya,
air yang tersedia di cottage bukan air tawar, tapi air payau. Kalo mau nyoba
sikat gigi pakai air garam, ya itu. Haha.
Di sepanjang pantai pesisir
resort, wisatawan dapat berenang dengan bebas, asal tetap menjaga keselamatan. Karena
banyak bulu babi yang bersembunyi di karang-karang bawah laut.
Beberapa fasilitas juga
disediakan pihak resort, seperti life jacket (gratis) atau menyewa alat
snorkeling dan jet ski. Jika kalian ingin dapet sensasi yang beda dengan
teman-teman, banana boat patut dicoba. Ya lagi-lagi ngga gratis. Yang gratis
cuma renang doang. Haha.
(Dokumentasi: Mas Begi)
Oya, yang kalian juga harus tau,
di Pulau Sepa itu kemarin gue sering banget nemu Biawak super besar yang
tiba-tiba jalan di depan kamar, atau tiba-tiba ada di pinggir pantai. Gue ngga
tau dia jinak apa engga, yang jelas kalo kalian ingin foto harus berhati-hati. Belakang
resort itu masih hutan, jadi mungkin sesekali mereka ingin refreshing liat
manusia makanya keluar hutan.
Wikipedia juga menyebutkan, kalo Pulau
Sepa juga jadi pusat penangkaran penyu sisik. Tapi kemarin gue ngga liat ada
penyu, dan lupa nanya sama pengelola pulau.
Diving di Pulau Sepa, kenapa engga?
Seperti yang udah gue bilang di
awal, Pulau Sepa adalah The Paradise for Diver in Jakarta, jadi kalian mesti
dan harus nyoba diving atau yang mau belajar diving di Pulau Sepa. Peralatan bisa
disewa di resort, dan dengan instruktur yang super keren.
Kenapa keren? Karena gue udah
nyoba.
Open water gue pertama di Pulau
Sepa. Awalnya gue ragu buat diving, tapi hasyrat menggebu-gebu. Atas desakan
beberapa pihak dan tekad yang bulat, akhirnya gue ‘iyakan’. Gue bisa renang,
pernah snorkeling, tapi ngga pernah diving sama sekali. Pertamanya sangat susah
beradaptasi dengan alat, mengatur cara bernafas melalui mulut, dengan sangat
santai.
Untungnya Pak Wahab, instruktur
gue saat itu, pinter banget menghilangkan ketegangan di bawah laut. Gue diajak
main game, biar rileks, dan diajak focus ke ikan yang lewat. Jalan-jalan, eh
akhirnya udah 5 meter aja. Cuma akhirnya gue harus naik, karena gue pikir dcb
(tabung selam) gue bermasalah eh ternyata engga. Biasalah parno. Haha.
Jujur, diving itu menurut gue
mengajarkan hidup yang tenang dan santai.
Dan ini yang harus kalian tau. Ya
kata orang, walaupun diving di Pulau Sepa ngga bisa dibandingin sama diving di
Bali, Lombok, apalagi Raja Ampat atau pulau-pulau keren di Indonesia, tapi
Pulau Sepa sedang melakukan revitalisasi untuk memperbaiki kondisi bawah
lautnya.
Atas inisiasi Teguh Ostenrik,
instalasi rumah terumbu karang dibuat, atau yang disebut dengan Domus. Domus
ini ditenggelamkan ke dalam laut, dan ditanami terumbu karang. Tidak hanya itu,
Yayasan Terumbu Rupa juga menggabungkan seni dan teknologi. Struktur instalasi Domus
dialiri listrik tegangan rendah untuk membentuk proses elektrolisa yang menarik
mineral air laut menyelimuti struktur instalasi sebagai media koral bertumbuh.
Hasilnya? Terumbu karang akan
tumbuh 6-8 kali lebih cepat.
Inilah yang nantinya akan menjadi
rumah para ikan, dan tentunya pemandangan indah bawah laut bagi para penyelam. Melihat
usaha kawan-kawan dari YTR, gue optimis. Ngga cuma menyelamatkan lingkungan,
kegiatan ini justru akan berdampak juga pada pelaku wisata di pulau tersebut.
(Dokumentasi: Mas Begi)
(Dokumentasi: Mas Begi)
(Dokumentasi: Mas Bona, Yayasan Terumbu Rupa)
Kalo harga, gimana?
Kalo untuk harga, gue akui wisata
ke Pulau Sepa memang lebih mahal dibanding beberapa pulau yang ada di gugusan
Pulau Seribu. Berikut gue lampirkan list harga yang gue dapet dari pihak
resort.
(harga diatas, sudah termasuk paket kamar dan akomodasi. Hanya saja diitung perkepala. Lebih jelasnya, bisa menghubungi nomer telepon yang tertera)
Untuk penyewaan fasilitas
tarifnya sebagai berikut,
Jet Ski : Rp 300.000/15 menit
Snorking : Rp 95.000/set
Dive Scuba : Rp 700.000/set
(lengkap dengan instruktur)
(Menikmati senja di Pulau Sepa)
(Para Divers di Pulau Sepa)
(Aksi menanam terumbu karang di Pulau Sepa)
Oke, sekian dari gue. Semoga
pemaparan diatas cukup sebagai petunjuk buat kalian yang ingin liburan, tapi
ngga mau jauh-jauh dari Jakarta. Have fun!
No comments:
Post a Comment