Monday, August 25, 2014

Masa Menebar Mimpi

Minggu, 26 Mei 2013 pukul 15.38



Saat Menebar Mimpi adalah dokumenter yang mengisahkan bagaimana seseorang memiliki mimpi besar dan kemudian ia ingin merealisasikan mimpi itu yang notabene adalah mimpi-mimpi orang kecil. Menjalani hari dengan semangat, dengan asa yang besar adalah Bambang Warih Koesoma yang menjadi tokoh dalam dokumenter ini. Seorang mantan parlemen yang ingin mencalonkan diri menjadi anggota DPD tahun 2004.

 September 1955, Indonesia memulai era Demokrasi baru. Dimana rakyak memiliki andil dalam menentukan parlemen dan konstituante. 50 tahun kemudian, Rakyat dihadapkan langsung dengan pemilihan umum. Memilih Presiden dan Wakil Presiden serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD).


Bambang adalah mantan anggota DPR dari kader Partai Golkar, hingga akhirnya memilih mundur dari Partai tersebut. Dan kini Bambang kembali tertarik untuk "memperjuangkan rakyat" di kursi DPD. Sama seperti aksi para politisi lainnya bila menghadapi pemilu, Bambang memdekati rakya-rakyat kecil di daerah-daerah kumuh di Jakarta. Untuk memenangkan pemilihan kali ini, Bambang harus meraih lebih dari 3000 suara dari Rakyat Jakarta.

Menarik memang, adegan demi adegan yang ditampilkan pada dokumenter ini. Memperlihatkan betapa gigihnya Bambang untuk dapat mengambil hati rakyatnya. Kampanye memang masa yang tepat untuk menebar mimpi. Di sisi lain, Rakyat seakan telah muak atas janji-janji manis oleh sang politikus. Sebagian besar dari mereka memilih untuk tidak bersuara di pemilu nanti, "golput aja" katanya.


Teknis pencoblosan yang dibuat semakin mudah justru dirumitkan dengan surat suara yang harusnya di sebut koran. Terpampang banyak anggota calon dari berpuluh partai yang harus kita coblos saat itu. Bertolak belakang dengan keadaan rakyat bangsa ini, ternyata masih ada yang buta huruf. Suara mereka hanya sekedar pemenuhan kewajiban dari seorang warga negara yang tidak tau harus menggantungkan nasibnya kemana.

Manusia terkadang memiliki ambisi yang terlampau besar untuk dapat menciptakan sebuah perubahan. Salah satunya jalan adalah masuk parlemen dan menjadi anggota legislatif. Padahal jika memang niatnya adalah untuk sebuah perubahan, mestinya ciptakan perubahan itu dulu. Sebutan pemimpin hanyalah penghargaan. Ini yang dilakukan kebanyakan calon legislatif bangsa ini. Mereka sibuk meninabobokan rakyat dengan mimpi. Hingga akhirnya saat rakyat terbangun, mereka akan kembali temui kehidupan yang sama.


Bambang Warih Koesoma adalah salah satu dari banyak politisi yang memiliki ambisi besar. Kecintaannya pada kekuasaan atau benar memperjuangkan hak rakyat menjadi saru.

No comments:

Post a Comment