Minggu, 26 Mei 2013 pukul 15.38
Saat Menebar Mimpi
adalah dokumenter yang mengisahkan bagaimana seseorang memiliki mimpi besar dan
kemudian ia ingin merealisasikan mimpi itu yang notabene adalah mimpi-mimpi
orang kecil. Menjalani hari dengan semangat, dengan asa yang besar adalah Bambang
Warih Koesoma yang menjadi tokoh dalam dokumenter ini. Seorang mantan parlemen
yang ingin mencalonkan diri menjadi anggota DPD tahun 2004.
September 1955,
Indonesia memulai era Demokrasi baru. Dimana rakyak memiliki andil dalam
menentukan parlemen dan konstituante. 50 tahun kemudian, Rakyat dihadapkan
langsung dengan pemilihan umum. Memilih Presiden dan Wakil Presiden serta Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).
Bambang adalah mantan
anggota DPR dari kader Partai Golkar, hingga akhirnya memilih mundur dari Partai
tersebut. Dan kini Bambang kembali tertarik untuk "memperjuangkan
rakyat" di kursi DPD. Sama seperti aksi para politisi lainnya bila
menghadapi pemilu, Bambang memdekati rakya-rakyat kecil di daerah-daerah kumuh
di Jakarta. Untuk memenangkan pemilihan kali ini, Bambang harus meraih lebih
dari 3000 suara dari Rakyat Jakarta.
Menarik memang, adegan
demi adegan yang ditampilkan pada dokumenter ini. Memperlihatkan betapa
gigihnya Bambang untuk dapat mengambil hati rakyatnya. Kampanye memang masa
yang tepat untuk menebar mimpi. Di sisi lain, Rakyat seakan telah muak atas
janji-janji manis oleh sang politikus. Sebagian besar dari mereka memilih untuk
tidak bersuara di pemilu nanti, "golput aja" katanya.
Teknis pencoblosan yang
dibuat semakin mudah justru dirumitkan dengan surat suara yang harusnya di
sebut koran. Terpampang banyak anggota calon dari berpuluh partai yang harus
kita coblos saat itu. Bertolak belakang dengan keadaan rakyat bangsa ini,
ternyata masih ada yang buta huruf. Suara mereka hanya sekedar pemenuhan
kewajiban dari seorang warga negara yang tidak tau harus menggantungkan
nasibnya kemana.
Manusia terkadang
memiliki ambisi yang terlampau besar untuk dapat menciptakan sebuah perubahan.
Salah satunya jalan adalah masuk parlemen dan menjadi anggota legislatif.
Padahal jika memang niatnya adalah untuk sebuah perubahan, mestinya ciptakan
perubahan itu dulu. Sebutan pemimpin hanyalah penghargaan. Ini yang dilakukan
kebanyakan calon legislatif bangsa ini. Mereka sibuk meninabobokan rakyat dengan
mimpi. Hingga akhirnya saat rakyat terbangun, mereka akan kembali temui
kehidupan yang sama.
Bambang Warih Koesoma
adalah salah satu dari banyak politisi yang memiliki ambisi besar. Kecintaannya
pada kekuasaan atau benar memperjuangkan hak rakyat menjadi saru.
No comments:
Post a Comment